SIANTAR, SENTERNEWS
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pematangsiantar melalui Komisi Ukhuwah Islamiyah gelar Pelatihan dan Pembinaan Da’i/Daiyah Pelopor Ukhuwah Islamiyah. Berlangsung di Aula MUI Pematangsiantar, Jalan Kartini, Kota Siantar, Minggu (24/08/2025).
Ketua Komisi Ukhuwah Islamiah sekaligus Ketua Pantia Pelaksana, Drs H Abdul Hakim Lubis MM mengatakan, tema kegiatan, “ Pelatihan dan Pembinaan Dai/Daiyah Pelopor Ukhuwah Islamiyah, Kita Wujudkan Masa Depan Pematangsiantar yang cerdas, sehat, kreatif dan Selaras,”.
Sedangkan peserta sebanyak 45 orang terdiri dari pelajar SMA, SMK dan MA Negeri maupun Swasta se Kota Siantar. Tujuannya, untuk memberi pemahaman tentang ukhuwah di kalangan pelajar.
Kemudian, pelajar juga diharap mampu berperan sebagaia da”i dan daiyah dalam rangka menciptakan kerukunan. ”Melalui pelatihan dan pembinaan dai/daiyah, para pelajar dapat menata masa depan lebih baik,”ujar Drs H Abdul Hakim Lubis.
Sekretaris Umum MUI Pematangsiantar, H Ahmad Ridwansyah Putra yang membuka pelatihan dan pembinaan Da’i/Daiyah Pelopor Ukhuwah Islamiyah mengatakan, para peserta sebagai generasi muda harus menjadi Golden Generation di era 2045.
Untuk itu, para peserta dituntut untuk menimba ilmu sesuai bidangnya masing-masing. “Ilmu saja tidak cukup, tapi, harus memiliki iman dan taqwa,” kata H Ahmad Ridwansyah Putra sembari mengatakan generasi muda juga harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan menguasai teknologi.
Sementara, Ketua MUI Pematangsiantar Drs H M Ali Lubis sebagai nara sumber melalui pemaparannya mengatakan, berdakwah itu bukan hanya tugas ulama dan da’i-da’i besar. Bahkan, seorang wanita yang mengenakan jilbab dengan benar sudah merupakan dakwah.
Kemudian, berdakwa harus menanamkan aqidah dan kepercayaan berlandaskan Alquran dan Hadist. Sehingga, mudah dimengerti.
“Ada mengatakan, jangan pandang siapa orang yang berbica. Tetapi, lihat apa materi yang dibicarakan,” imbuh Drs H M Ali Lubis.
DR H Arifinsyah M Ag, sekteraris MUI Sumatera Utara, sekaligus Ketua Komisi Pendidikan, Pemuda dan Kaderisasi MUI Sumut yang juga dosen UNI Medan, paparkan tentang “Menakar Kualitas Da’i dan Daiyah sebagai pelopor ukhuwah Islamiyah.
Ukhuwah yang berarti persaudaraan dalam konteks Islam, merujuk pada persaudaraan antara sesama muslim (Ukhuwah Islamiah).
Kemudian, bisa merujuk pada persaudaraan yang lebih luas, yaitu persaudaraan sesama manusia (Ukhuwah Basyariyah), dan Ukhuwah Wathoniyah (Persaudaraan se negara) yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Dijelaskan juga perbedaan antara Ustadz (atau ustaz, atau ustad) yang pada dasarnya merupakan guru atau penceramah agama dengan mubaligh sebagai orang orang yang menyampaikan atau menyebarkan ajaran Islam. Baik secara lisan maupun tulisan.
“Kalau da’i adalah sebutan bagi orang yang berdakwah, yaitu meneladani atau mengajak orang lain kepada ajaran Islam. Secara umum, da’i adalah seseorang yang menyampaikan ajaran Islam baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan,” kata H Arifinsyah.
Pelatihan dan pembinaan dai/daiyah tersebut juga diwarna dengan simulasi atau game dan tanya jawab yang berlangsung dengan komunikatif. (In)