SIANTAR, SENTER NEWS
Meski longsor telah berlangsung hampir setengah tahun dan semakin melebar sehingga mengancam pemukiman warga Jalan Siak, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara, pihak Kavling Bersama yang melakukan penggalian sama sekali tidak perduli.
Karenanya, warga yang bagian depan rumahnya rusak, lantai dan dinding mulai retak-retak akibat longsor, terpaksa berinisiatif sendiri menutup tepi tebing longsoran pakai terpal plastik. Sehingga, saat hujan tiba, air tidak langsung tercurah mengikis untuk membuat longsor semakin melebar. Selain itu, warga juga menyusun goni plastik berisi sampai tinggi tiga meter.
Pantauan Senter News, di tepi longsoran tersebut ada 6 unit rumah yang masih ditempati.
Sebelumnya, warga mengaku bersabar menunggu pihak Kavling Bersama memperbaiki rumah yang rusak dan membangun beronjong seperti yang dijanjikan. Apalagi itu diketahui Kepala Lingkungan, Lurah dan Camat Siantar Utara.
Nyatanya, meski Kavling Bersama yang disebut-sebut milik Amran Pasaribu sudah menghentikan penggalian, warga malah tidak mengetahui kapan pihak pengembang memenuhi janjinya yang justru sampai saat ini tidak pernah menemui warga. Ironisnya, saat warga menghubunginya melalui telepon seluler, tidak pernah diangkat.
Menurut warga, kalau hujan deras tiba seperti beberapa waktu sebelumnya, terutama pada malam hari, rasa was-was begitu menghantui. “Kami ketakutan kalau hujan. Takut rumah kami rubuh karena semenjak longsor rumah kami retak semua,” ujar Gunawan salah seorang pemilik rumah, Senin (26/12/2022).
Agar rumah tidak semakin rusak bahkan terancam roboh karena longsor semakin melebar, warga minta pertanggungjawaban kepada pihak Kavling Bersama yang sampai saat ini dituding tidak bertanggungjawab.
Bahkan, sampai saat ini juga, apa yang sudah dijanjikan Kavling Bersama tidak jelas. Terutama soal perbaikan rumah yang rusak dan membangun beronjong untuk menahan longsor semakin melebar. Apalagi jalan di depan rumah warga telah putus.
Karena situasi tersebut, warga menjadi gerah. Sehingga, berencana menyampaikan permasalahan mereka kepada DPRD Siantar. “Kami sudah sepakat menemui DPRD. Karena kalau begini terus rumah kami bisa ambruk,” ujar salah seorang warga.
Senada dengan pernyataan, Prayetno sebagai pemilik rumah yang mengalami kerusakan paling parah. “Kami seperti dibiarkan,” ujarnya sembari mengatakan bahwa karung berisi plastik yang dibuatnya untuk menahan longsor agar tidak semakin melebar,merupakan upayanya sendiri.
Dijelaskan, pihak pengembang memang sempat membangun beronjong. Tapi, karena tak berkualitas, malah roboh dan longsor semakin melebar. Demikian juga saat ini, beronjong yang dibuat malah dihentikan sebelum selesai. Bahkan, para pekerja sudah tidak berada di tempat lagi.
“Sebelum mendatangi DPRD, kami berharap supaya Pemko Siantar supaya memanggil pengembang Kavling Bersama untuk bertanggung jawab memperbaiki rumah dan menyelesaikan bronjong yang tak selesai,” ujar Prayetno.
Sementara, Jefri Pakpahan salah seorang tokoh pemuda setempat mengaku prihatin dengan apa yang dialami warga Jalan Siak Ujung tersebut. Apalagi pihak pengembang tidak perduli dengan kondisi longsor akibat penggalian atau pengerukan yang dilakukan.
“Kita berharap supaya Pemko Siantar turut perduli dan jangan malah melakukan pembiaran dan segera memanggil pengembang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.
Terpisah, Andika Prayogi Sinaga SE sebagai ketua Komisi 1 mengatakan, apa yang disampaikan masyarakat sangat wajar karena keluh kesah mereka tak kunjung ditanggapi. Untuk itu, rencana warga mendatangi DPRD Siantar juga sangat positif. Sehingga, bisa diterima Komisi yang menangani soal longsor tersebut.
Namun demikian, Andika berharap pihak Kavling Bersama bertanggungjawab terhadap dampak dari pengerukan atau penggalian yang dilakukan. “ Saya akan berkoordinasi dengan Pemko melalui dinas terkait supaya segera mencari solusi terbaik,” ujarnya singkat. (red/Amb)