SIANTAR, SENTER NEWS
Setelah Imlek Fair di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Siantar Barat di samping Lapangan H Adam Malik Kota Siantar dibubarkan paksa, pedagang yang menolak pindah ke depan Stasiun Kereta Api sempat emosi kepada Panitia Pelaksana, Irpan Syahputra, Minggu (8/1/2023) sekira jam 19.30 Wib.
Bahkan, Irpan dikerumuni puluhan pedagang. Minta uang mereka yang lebih dulu dibayarkan antara Rp 1 juta sampai Rp 4 juta segera dikembalikan. Namun, karena Irpan malah mengaku sebagai korban dan itu dinilai hanya untuk lepas tangan, para pedagang tidak terima.
Ternyata, karena tidak ada jawaban yang pasti, para pedagang yang tampak mulai emosi, ramai-ramai menggiring Irpan ke Polres Siantar. Kemudian, pihak Kepolisian melakukan mediasi di salah satu ruang. Namun, pedagang hanya diwakili beberapa orang. Sedangkan panitia pelaksana Bazar Imlek Fair hanya Irpan Syahputra seorang.
Kemudian, mediasi yang dilakukan sekira dua jam lebih mendapatkan titik temu. Irpan sebagai Panitia Pelaksana mengatakan siap mengembalikan uang para pedagang. Namun, hanya sebesar 30 persen dari yang diterimanya dari para pedagang. Meski sempat keberatan, para pedagang akhirnya bersedia menerima.
Setelah keluar dari pertemuan atau mediasi selesai, pedagang langsung kembali mengerumuni Irpan. Namun, permasalahan tersebut diminta pihak kepolisian agar diselesaikan di luar Mapolres. Sehingga, Irpan yang berjalan keluar, terus diikuti puluhan pedagang sekira jam 20.20 Wib.
Persis di depan Mapolres tersebut, Irpan dihentikan agar permasalahan pedagang segera diselesaikan. Sehingga, uang para pedagang akhirnya satu persatu dikembalikan sebesar 30 persen melalui transfer rekening bank masing-masing.
Pantauan Kru Senter News di lokasi, akibat gagalnya Bazar Imlek Fair di Jalan Perintis Kemerdekaan itu, para pedagang banyak mengomel. Menuding bahwa Irpan tidak bertanggung jawab dan pedagang mengaku merasa tertipu.
“Kami memang tertipu. Panitia bilang sudah ada izin. Nyatanya terjadi penipuan. Akhirnya kami yang jadi korban. Bukan si Irpan itu yang korban. Enak saja dia bilang jadi korban,” ujar salah seorang pedagang “otak-otak” mengaku bernama Agus yang datang dari Binjai.
Hal yang paling dikesalkan para pedagang yang rata-rata berasal dari luar daerah, soal pemindahan lokasi di depan Stasiun Kereta Api yang sudah ditinjau para pedagang sangat tidak layak untuk dijadikan bazar.
“Kalau kita pindah ke depan stasiun kereta api itu, rasanya tidak memberi harapan. Dari pada rugi lebih banyak lebih baik pulang saja,” ujar Agus didampingi sejumlah pedagang lainnnya yang mengaku belum sempat berjualan tetapi uangnya tetap dikembalikan sebesar 30 persen. Sama seperti sejulah pedagang yang sudah sempat buka pada hari pertama, Sabtu (7/1/2023).
“Saya ambil empat stand. Satu stand bayar 1 juta jadi uang saya masuk 4 juta. Pedagang rata-rata ambil empat stand. Harapan bisa dapat untung malah jadi buntung,” ujar Iwan yang sudah menerima uang transfer 30 persen melalui rekening bank dan bersiap-siap untuk kembali ke Medan.
Irpan Syahputra belum bersedia dikonfirmasi berapa banyak harus mengembalikan uang pedagang karena mengaku masih repot melayani para pedagang. Namun, informasi yang diterima, ada sekitar 60-an stand yang sudah berdiri di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan.
Sementara, stand menggunakan tenda warna putih yang seyogianya dijadikan untuk Bazar Imlek Fair mulai dilipat dan para pedagang yang gagal berjualan juga sudah memuat peralatan perdagangan ke mobil masing-masing. Untuk segera meninggalkan kota Siantar. (In)