SIANTAR, SENTER NEWS
Melalui dialog publik Dewan Pengurus Cabang Persekutuan Inteligensia Kristen Indonesia (DPC-PIKI) dinyatakan, sudah seharusnya Intelektual Kristen memberikan kontribusi kepada pembangunan demokrasi di Indonesia untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Dialog publik yang mengusung thema “Intelektual Kristen Dalam Pembangunan Indonesia Siantar-Simalungun” itu berlangsung di Simalungun Room Siantar Hotel, Sabtu (18/2/2023).
Nara sumber terdiri dari Dr Naslindo Sirait (Ketua PIKI Sumut), Dr Sarmedi Purba SPOG (Ketua PIKI Siantar-Simalungun) dan Pdt Saut Sirait MTh (Akademisi) hadir secara daring, Penanggap Kristian Silitonga dan moderator Berkatdo Saragih SSos MSi.
“Seluruh Intelektual Kristen sesuai peran masaing-masing, bisa memberi kontribusi untuk pembangunan demokrasi. Sebagai contoh Intelektual Kristen menjadi terdepan memberi pencerahan kepada masyarakat tentang anti politik uang yang semakin lama semakin merebak di era reformasi saat ini,” ujar Dr Sarmedi Purba.
Kemudian, PIKI juga dapat memberikan gagasan dan mendorong Intelektual Kristen untuk berperan menjadi anggota legislatif . Bahkan menjadi Kepala Daerah agar muncul pemimpin-pemimpin yang bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Di Siantar, dulu banyak pabrik dan sekarang jauh berkurang. Untuk memajukan Siantar, bisa diarahkan menjadi kota tujuan wisata seperti yang pernah diungkapkan Wali Kota Dr Susanti. Untuk itu, bagaimana PIKI Siantar berperan memberikan gagasan mencapai hal itu,” ujarnya.
Dr Naslindo Sirait mengungkapkan, demokrasi tanpa kesejahteraan akan menimbulkan otoriterialisme dan menimbulkan oligarki kekuasaan. Bahkan, para orang kaya bisa menguasai politik. Padahal, politik sesungguh pertarungan gagasan saling adu ide dan gagasan.
“Seharusnya, kita hendaknya bersedia memberikan gagasan, bisa juga menerima gagasan orang lain dan muaranya untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Dr Naslindo Sirait sembari mengatakan, akibat maraknya politik uang, demokrasi di Indonesia tidak lagi diwarnai adu ide dan gagasan.
Dr Saut Sirait menekankan bahwa jabatan bukan yang utama untuk bisa berperan dalam pembangunan demokrasi. “Semua kita bisa melakukan peran-peran kecil untuk pembangunan demokrasi di Indonesia yang kita yakini bisa membawa kesejahteraan masyarakat. Tidak ada kesejahteraan tanpa demokrasi dan demokrasi harus bisa membawa kesejahteraan” ujarnya.
Dialog semakin menarik dengan pembanding, Kristian Silitonga yang menekankan optimistis di lautan ketidak optimisasi pembangunan demokrasi di Indonesia. Semua kriteria intelektual dikatakan ada pada Intelektual Kristen yang harus optimis memberikan peran dalam pembangunan demokrasi di Indonesia.
Rangkaian acara dialog diawali ibadah, dipimpin Pdt Jhon Kristian Saragih dan diteruskan sambutan Ketua Panitia Ir Raja Sianipar. Sambutan Ketua BKAG Siantar, Ketua GAMKI Siantar Hendra Simanjuntak dan Netty Sianturi DPRD Siantar.
Acara dialog publik diikuti puluhan anggota PIKI, GMKI, PIKI, LSM, tokoh masyarakat serta berbagai kalangan masyarakat.(rel)