SIANTAR, SENTER NEWS
Wali Kota Siantar dituding diskriminasi karena lebih memperhatikan orang kaya dibanding orang miskin. Buktinya, penghuni rumah permanen yang terkena longsoran diberi bantuan. Sedangkan penghuni rumah yang sangat sederhana yang juga terkena longsor, malah dibiarkan.
Orang yang tergolong kaya yang mendapat bantuan tersebut, tinggal di rumah permanen berlantai keramik dan salah satu di antaranya memiliki mobil yang juga tertimpa longsoran tanah dari atas bukit. Lokasinya di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari. Sementara, longsor berlangsung seminggu lalu.
Sementara, beberapa warga miskin atau prasejahtera yang rumahnya dari papan dan ada setengah permanen yang rusak dan terancam roboh karena longsor, tidak diperhatikan. Masing-masing di Gang Anggrek Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Barat dan di Gang Manunggal, Jalan Siak Ujung, Kecamatan Siantar Utara.
Sejumlah warga di Gang Manunggal, Jalan Siak Ujung mengaku ada mengetahui bahwa Wali meninjau lokasi longsor dan menyerahkan bantuan sembako kepada penghuni tiga rumah di jalan Viyata Yudha.
“Ya, kami mengetahui Wali Kota ada memberi bantuan kepada warga di Jalan Viyata Yudha itu. Dalam berita, kami lihat rumahnya bagus dan salah satu dari tiga keluarga itu, malah punya mobil. Membaca berita itu kami jadi iri dan sedih,” ujar Peno salah seorang warga yang teras rumahnya terkena longsor di Gang Manunggal, Jumat (4/11/2022).
Selain teras rumah Peno mengalami longsor, dinding teras yang retak malah menjalar ke bagian dinding. Begitu juga dengan rumah di sebelah rumah Peno. “Jangankan, memberi bantuan, Wali Kota malah tidak pernah melihat bagaimana penderitaan kami. Bagusnya kami tidak mengetahui Wali Kota ada memberi bantuan,” ujarnya.
Jangankan mendapat bantuan, warga yang depan rumahnya longsor terpaksa membeli plastik sendiri untuk menutupi tanah supaya saat hujan seperti sekarang tidak semakin longsor. Bahkan, karena jalan setapak di depan rumah Peno putus, mata pencahariannya sebagai tukang kusuk hilang.
“Bagaimana orang mau datang berkusuk karena jalan ke rumah saya juga putus. Sudah satu bulan lebih saya tidak punya penghasilan,” ujar Peno lagi sembari mengatakan rumah yang paling parah akibat terjadi longsor ada empat pintu.
“Tetangga saya Gunawansyah yang kerjanya mocok-mocok dan sekarang sedang menganggur punya anak tiga. Hanya istrinya yang bekerja di rumah makan. Kalau ada bantuan seperti sembako, tentu sangat membantu kita,” ujar Peno lagi.
Lebih lanjut dikatakan, apakah karena warga Gang Manunggal tidak punya koneksi di pemerintahan atau karena memang miskin, maka sengaja tidak diperhatikan. “Kalau Wali Kota tidak memperhatikan kami, apa mau kami bilang?” ujar Peno seperti pasrah.
Sementara, Samsul Bahri (66) waqrga gang Anggrek yang bagian belakang rumahnya rusak akibat longsor dan terancam ambruk kalau terjadi longsor susulan, juga belum menerima bantuan. Padahal, lelaki yang bekerja sebagai penjaga malam itu memiliki istri., Maningsih (63) yang sedang sakit dan lebih banyak berbaring.
Saat awak SENTER NEWS mengunjungi rumah Samsul Bahri, istrinya, Maningsih malah sudah mengungsi ke rumah saudaranya. Tidak berani lagi tinggal di rumahya karena takut terjadi longsor susulan.
“Ya, saya diungsikan karena takut kalau terjadi lagi longsor. Kalau soal bantuan setelah longsor minggu lalu itu, belum pernah kami terima. Camat dan Lurah memang datang. Tapi, gitulah,” ujar Maningsih yang hanya bisa tertidur dan sesekali berusaha duduk meski harus menahan sakit.
Sementara, sejumlah warga yang tak jauh dari rumah Samsul Bahri di Gang Anggrek mengatakan, Samsul Bahri dan keluarganya sangat layak dibantu pemerintah. “Kalau Wali Kota memberi bantuan kepada orang kaya, kenapa kepada orang miskin tidak?” ujar salah seorang warga.
Sekedar informasi, Wali Kota dr Susanti Dewayani telah meninjau longsor di Jalan Viyata Yuidha. Sekaligus memberi bantuan berupa sembako, Selasa (1/11/2022). Ketiga penghuni rumah tersebut, Marlon Damanik, Yahya Damanik dan Sofian.
Sementara, hasil dari wawancara awak media, Yahya malah belum sebulan tinggal di rumah tersebut karena baru pindah dari Surabaya. Sedangkan penghuni lainnya pemilik mobil Toyota Avanza, Marlon Damanik.
Saat menyerahkan bantuan kepada penghuni rumah yang tertimpa longsoran sampai ke depan pintu teras itu, Wali Kota Siantar dr Susanti Dewayani SpA mengaku merasakan kesedihan yang mendalam dengan apa yang telah menimpa masyarakat Kota Siantar itu.
“Semoga kehadiran kami di sini dapat sedikit mengurangi beban dan kesedihan masyarakat serta dapat memberikan semangat kepada para korban. Mudah-mudahan bantuan yang saya berikan ini bisa membantu meringankan sedikit beban keluarga dari dampak bencana ini,” sebut Wali Kota.
(JR/AD)