SIANTAR, SENTERNEWS
Terkait pencalonan Sekretaris Daerah (Sekda ) Kota Siantar, tampaknya semakin menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, setelah pengumuman Panitia Seleksi (Pansel) Terbuka, dari 5 calon tinggal 4 calon yang lulus untuk tahap selanjutnya.
Sementara, untuk menduduki Sekda Kota Siantar, sejatinya harus memiliki pemerintahan yang kuat dan mumpuni. Kemudian, harus mengerti tentang Kota Siantar. Khususnya soal kebudayaan atau kebiasaan orang Siantar. Selanjutnya, memahami bagaimana watak atau karakter ASN Pemko Siantar.
Pernyataan itu disampaikan Median Sianturi, Ketua Persatuan Wreda Republik Indonesia (PWRI) Kota Siantar. Sekaligus sebagai pensiunan ASN yang pernah menduduki jabatan strategis sebagai Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Siantar.
“Kalau Sekda tidak mengetahui bagaimana kota Siantar. Khususnya tentang kebudayaan atau kebiasaan orang Siantar, apalagi tidak mengetahui bagaimana watak atau karakter ASN lingkungan Pemko Siantar, tentu sulit memajukan Kota Siantar,” ujarnya, Kamis (22/6/2023).
Dijelaskan, apabila mengetahui bagaimana watak para ASN lingkungan Pemko Siantar, tentu dapat merangkul dan mengayomi ASN yang wataknya tergolong keras. “Itu merupakan persyaratan yang mutlak bagi seorang Sekda di Kota Siantar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Midian yang jabatan terakhirnya sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar itu menegaskan, seorang Sekda tentunya wajib dapat atau mampu kerjasama dengan Wali Kota.
“Jangan seperti yang sebelumnya, Sekda dengan Wali Kota justru kurang harmonis. Jadi, kepala daerah itu harus mengetahui sifat dan kepribadian calon Sekda yang akan mendampinginya di pemerintahan. Sehingga, bisa berkoordinasi dengan baik,” tutupnya.
Tak jauh beda dengan pendapat anggota PWRI Kota Siantar, Wanden Siboro. Karena seorang Sekda harus mengetahui bagaimana tentang Kota Siantar dan ASN di lingkungan Pemko, tentunya harus dari ASN lingkungan Pemko Siantar sendiri.
“Kalau ASN itu bertugas di Pemko Siantar, tentu lebih baik dan dia jelas lebih mengenal masyarakat Kota Siantar. Sekaligus lebih memahami ASN di lingkungan Pemko Siantar. Jadi, kalau melakukan koordinasi jelas lebih mudah dan akrab karena sudah saling kenal,” ujarnya.
Ditegaskan juga, apabila Sekda dari luar Kota Siantar, tentu harus lebih dulu banyak belajar tentang Kota Siantar dan memahami bagaimana karakter para ASN. “Karenanya, harus belajar juga bagaimana caranya melakukan pendekatan,” ujar mantan Pelaksana Tugas Sekretaris DPRD Kota Siantar itu.
Palig penting lagi, kalau misalnya Sekda berasal dari luar Kota Siantar, tentunya harus melakukan pendekatan lagi dengan Wali Kota. Namun, itu juga belum tentu dapat sejalan dengan. “Kan sudah pernah begitu, Wali Kota dengan Sekda tak cocok. Jadi kita juga harus belajar dari yang sebelumnya,” sambungnya mengakhiri.
Dari hasil jejak pendapat dengan sejumlah ASN lingkungan Pemko Siantar yang masih aktif, rata-rata menginginkan Sekda dari lingkungan Pemko Siantar sendiri. “Wah maunya dari Pemko sendiri karena sudah mengetahui benar bagaimana Kota Siantar dan mudah melakukan pendekatan dengan ASN sendiri,” ujar ASN tersebut.
Sekedar informasi, setelah pengumuman Panitia Seleksi (Pansel) Terbuka, 4 orang yang lolos untuk tahap selanjutnya akan mengikuti assesment test di Kota Medan, mulai 26 sampai 27 Juni 2023. (In)