SIANTAR, SENTER NEWS
Intensitas hujan yang cukup tinggi pada beberapa hari terakhir di Kota Siantar mengudang longsor di sejumlah lokasi. Parit atau drainase tak berfungsi mengundang banjir. Pohon tumbang dan sungai Bah Bolon juga meluap.
Pantauan di sejumlah lokasi longsor yang terjadi seperti di jalan lingkungan Perumahan Graha Asido, Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba. Jalan Kain Suji Ujung Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara dan Gang Lestari, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara.
Sementara, sejumlah warga Kota Siantar mengatakan, soal banjir akibat hujan deras bukan hal yang luar biasa. Seperti di Jalan Merdeka simpang jalan Cokro, Kecamatan Siantar Utara. Banjir terjadi karena genangan air dari badan jalan sulit msuk ke drainase karena lobang aliran airnya sangat kecil. Sementara, drainase juga dangkal.
Lebih dari itu, Jalan Rajamin Purba depan SMP Negeri II juga langganan banjir. Karena, gorong-gorong dan drainase juga tidak berfungsi maksimal. Sehingga, air melimpah ke Jalan Maluku dan menggenangi rumah warga di Pondok Legok, Kecamatan Siantar Barat.
“Kalau soal banjir, kita di Pondok Legok ini sudah lama mengalaminya. Bahkan, airnya bisa setinggi pinggang orang dewasa dan masuk ke rumah,” ujar Way (27), warga Pondok Legok, Selasa (29/8/2023).
Dijelaskan, masalah banjir itu sudah disampaikan kepada pihak kecamatan dan Pemko Siantar melalui dinas terkait. Tetapi, sampai saat ini, mamsyarakat belum mengetahui bagaimana upaya Pemko Siantar untuk menanggulangi banjir tersebut.
Paling parah lagi, banjir di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Bah Kapil, Kecamatan Siantar Sitalasari, malah menelan korban jiwa. Seorang SMA Negeri 6 Kota Siantar, Niza Ramadhani (16) yang membonceng temannya mengenderai sepeda motor, jatuh ke parit yang airnya meluap ke badan jalan.
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban lain karena tahun 2020 juga ada korban jiwa, warga berharap kepada Pemko untuk menutup parit tersebut.
Sementara, sungai Bah Bolon yang membelah kota Siantar juga meluap sampai tiga meter. Seperti terjadi, Jumat (25/8/2023). Bahkan, bagian belakang rumah warga yang berada di bantaran sungai juga tergenang.
“Kalau hujan malam hari, kita terpaksa harus waspada karena air bisa saja naik dan sanyo milik saya di belakang rumah jadi rusak karena kena air,” ujar Dani, warga Kelurahan Tomuan, Kecamatan Siantar Timur.

Terpisah, Agustina Sihombing, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar mengatakan, pihaknya sudah meninjau sejumlah lokasi longsor dan soal perbaikan harus dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti Dinas PUPR.
Khusus jalan longsor menuju perumahan Graha Asido, sudah diusulkan pihak kelurahan karena merupakan asset Pemko Siantar. Terkait dengan OPD mana mengerjakan tidak masalah asal segera ditangani supaya longsor tidak semakin melebar.
Sedangkan longsor di Jalan Kain Suji Ujung juga menjadi perhatian . Bahkan, sudah dilakukan peninjauan bersama pihak PUPR. Demikian juga longsor di Gang Lestari, Kelurahan Martoba yang juga di Siantar Utara.
BPBD Kota Siantar dikatakan bekerja setelah ada laporan dari masyarakat melalui Lurah maupun Camat. Setelah itu dilakukan peninjauan. Namun, terkait bencana seperti longsor pada dasarnya rawan karena tidak sedikit rumah yang berada di tepi jurang.
Secara persuasif masyarakat selalu dihimbau untuk tidak melakukan pembangunan di lokasi rawan longsor. Dan, pihak Kelurahan serta Camat juga diminta aktif melakukan sosialisasi dan memantau lingkungannya masing-masing.
Apabila hujan diiringi angin kencang, masyarakat harus waspada. Jangan keluar rumah apalagi menerobos banjir. Saat melintasi jalan tertentu harus waspada karena banyak pepohonan yang berpotensi tumbang dan pohon tumbang yang terjadi di sejumlah lokasi juga sudah dibersihkan.
“Kalau bicara masalah teknis, itu bukan kewenangan BPBD. Tetapi harus lintas OPD dengan melibatkan PUPR juga,” ujarnya sembari mengatakan bahwa BPBD Kota Siatar sudah memberi edukasi di kalangan pelajar SMA se Kota Siantar.
Edukasi tersebut pada dasarnya bagaimana mengantisipasi bencana khususnya karena kesalahan manusia itu sendiri. “Para pelajar kita minta menyampaikannya kepada keluarga dan tetangga masing-masing,” ujar Agustina Sihombing mengakhiri. (In)