SIANTAR, SENTERNEWS
Soal pembangunan tugu Raja Siantar, Sangnauluh Damanik yang tetap menuai polemik apakah dibangun atau tidak, diharap tidak semakin meruncing. Pasalnya, sejak tahun 2013 lalu, belum juga direalisasi sampai sekarang.
Untuk itu, apapun alasannya, jangan sempat pembangunan tugu Sangnauluh Damanik sebagai pahlawan itu tidak jadi dibangun tahun 2024 ini. Siapapun yang membangun, apakah Pemko atau siapapun tidak jadi masalah
“Kalau DPRD Siantar minta supaya pembangunan dilakukan Pemko silahkan. Tapi, kalau tidak juga dibangun tahun 2024 ini, itu sama saja seperti mempermainkan etnis Simalungun yang selama ini sudah terlalu sabar,” kata Ketua Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS), Lisman Saragih, Senin (18/12/2023).
Ditegaskan juga, sudah seharusnya tugu Sangnaualuh Damanik itu berdiri di Kota Siantar. Karena, Raja Siantar itu bukan hanya milik etnis Simalungun. tetapi merupakan milik warga Kota Siantar yang terdiri dari beragam suku. Maka, kalau ada niat oknum-oknum tertentu ingin menggagalkannya, bukan tidak mungkin etnis Simalungun jadi tersinggung.
Kemudian, kalau DPRD Siantar menolak pembangunan tugu itu dilaksanakan pihak ketiga, jangan itu menjadi alasan untuk tidak memulai pembangunannya. Artinya, DPRD Siantar jangan seolah-olah bermain di balik layar.
“Kalau boleh saya katakan, jangan kepala dilepas tapi ekor tetap dipegang. Jangan berpura-pura tapi masih tetap dipermasalahkan. Untuk itu, DPRD harus tetap mendorong agar pembangunan tugu dilaksanakan tahun 2024,” tegas Liharman lagi.
Lebih lanjut dikatakan, dinamika yang terjadi saat pembahasan APBD Siantar 2024 yang mempermasalahkan agar pembangunan tugu tersebut ditunda sangat mengecewakan. Bahkan, dinamika yang terjadi menurut Lisman sama saja sebagai pelecehan terhadap kearifan lokal.
”Saya tegaskan lagi, etnis Simalungun selama ini sudah begitu sabar dan sampai sekarang kesabaran itu masih tetap ada. Tapi, jangan permainkan etnis Simalungun,” kata Lisman Saragih bahwa permasalahan tersebut sudah dibahas dan sudah ada sikap tegas kalau tahun 2024 tidak juga dibangun.
Hal senada di sampaikan Ketua Ihutan Bolon Damanik, Paner Damanik. Dijelaskan, pihaknya sudah terlalu lama menunggu meski belum “capek” untuk terus memperjuangkannya. Namun, mengamati dinamika yang berkembang, permaslahan dimaksud dinilai sangat bernuansa politis.
“Ya, sangat kental nuansa politiknya. Padahal, sudah ada pun korban, mereka tidak mau juga membangun,” katanya tidak menyebut siapa yang disebutnya “mereka”. Namun tetap bertekad agar tugu Sangnaualuh Damanik dibangun tahun 2024. “Terserah siapa yang membangun. Yang jelas tahun 2024 sudah harus dimulai,” imbuhnya.
Sekedar informasi, sebelumnya melalui rapat kerja pembahasan Rancangan APBD Siantar Tahun Anggaran 2024, Komisi III DPRD Siantar menyatakan sangat setuju tugu Sangnaualuh Damanik dibangun dan segera berdiri. Namun, soal regulasinya perlu diperbaiki.
Hal yang dipermasalahkan, mengapa dana hibah Rp 5 miliar diberikan kepada pihak ketiga untuk membangun di lahan milik atau asset Pemko Siantar. Untuk itu, dana hibah minta dievaluasi dan itu juga menjadi rekomendasi DPRD Siantar yang disampaikan pada pengesahan APBD Siantar tahun 2024 beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, soal pembangunan Tugu Sangnauluh sebenarnya sudah mulai direncanakan sejak tahun 2013 lalu. Lokasi pertama direncanakan di taman segi tiga Jalan Sangnaualuh-Sutomo. Kemudian, pindah lagi ke Taman Bunga atau Lapangan Merdeka.
Selanjutnya pindahkan lagi ke Lapangan H Adam Malik yang malah sempat dilakukan peletakan batu pertama. Rencana terakhir akan dibangun di sekitar taman segi tiga Jalan Sangnaualuh-Sutomo yang saat ini sudah mulai ditata. (In)