SIMALUNGUN, SENTER NEWS
Seperti biasa, Ricflo Manurung (41) yang akrab disapa dengan panggilan, Pak Frans pagi harinya sudah mencari rumput di sekitaran lahan komplek Pakmos Diakoni HKBP, Jalan H Ulakma Sinaga, Huta 7 Nagori Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Jumat (18/11/2022).
Namun karena sekitar jam 10.00 Wib sampai 13.00 Wib, tidak kembali memberi makan kerbau, saksi Hermansyah Simanjuntak dan Wakdin Simanjuntak mencari keberadaan Pak Frans yang biasanya bekerja sebagai pencari rumput dan mengangon sapi milik Diakoni HKBP.
Selanjutnya, kedua saksi melakukan pencarian terhadap Pak Frans yang tinggal di Jalan Tualang No 1 Kelurahan Kahean, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar itu. Sebelum menemukan korban, tiba-tiba datang hujan deras. Sehingga pencarian ditunda.
Kemudian, pencarian dilakukan setelah hujan reda sekira jam 17.00 Wib di luar Kompleks komplek Pakmos Diakoni HKBP sampai ke lokasi perladangan masyarakat di Jalan H Ulakma Sinaga Huta 7, Nagori Rambung Merah.
Setelah melakukan penyeseran setiap sudut lokasi, kedua saksi akhirnya terkejut melihat sosok tubuh mengenakan kaos berkerah warna biru putih dengan posisi telungkup di ladang ubi masyarakat. Ketika tubuh itu dibalikkan, ternyata pak Frans. Namun sudah tidak bernyawa lagi.
Selanjutnya, temuan mereka diketahui masyarakat untuk kemudian berdatangan ke lokasi. Kemudian, saksi juga memberitahukan keberadaan korban kepada Pdt Adin Malau M Div yang juga pengawas Pakmos Diakoni HKBP. Selanjutnya, diteruskan ke Polsek Polsek Bangun.
Jelang beberapa saat, dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh Kanit Reskrim Polsek Bangun, Ipda Rido V Pakpahan beserta personel lainnya, Tim medis dari Puskesmas Rambung Merah dan Tim instalasi jenazah RSUD Djasamen Saragih. Turut disaksikan Babinsa Koramil 08/Bangun Peltu A Pohan, Sekdes Nagori Rambung Merah Barwar Nasution dan Gamot Huta 7 Freddy Sitanggang.
Informasi yang diperoleh dari pihak saksi, korban ternyata sudah sekira 3 tahun mengalami penyakit stroke ringan. Bahkan, berjalan dengan keadaan badan mati sebelah kiri sehingga tampak berjalan pincang.
“Korban sebelumnya bekerja sebagai pengembala dan pencari rumput makanan kerbau. Bahkan, saat mengangon, sering tertarik dan terseret tali sapi yang diangonkannya,” ujar saksi Hermansyah Simanjuntak.
Selanjutnya, tubuh korban dibawa ke instalasi jenazah RSUD Djasamen Saragih Kota Siantar untuk dibersihkan dan diformalin. Sedangkan pihak keluarga menerima sepenuhnya kematian korban sebagai musibah atau kecelakaan kerja pada saat menggembalakan sapi.
Sehingga, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap korban dengan membuat surat pernyataan. Kemudian, korban dibawa pihak keluarga ke rumah duka untuk proses pemakaman sesuai agama kepercayaannya. (rel/Asd)