SIANTAR,SENTERNEWS
Pasca ambruknya atap balirung Pasar Dwikora atau Pajak Parluasan Kota Siantar sebagai lokasi berjualan ikan laut akibat kerangka besi yang keropos, Kamis (28/12/2023), para pedagang masih nekat membuka usahanya, Senin (8/1/2024).
Karena pedagang masih tetap berjualan, para pembeli juga tidak takut berbelanja. Sementara, pihak Perusahaan Daerah Pasar Horas jaya (PD PHJ) Kota Siantar sebagai pengelola Pasar Dwikora belum memberitahu kapan dilakukan perbaikan.
“Kemana lagi harus berjualan? Sedangkan pedagang menolak direlokasi ke Balairung Rajawali yang sempat disampaikan PD PHJ,” ujar Iril (25) salah seorang pedagang yang membuka lapak hanya dua meter dari atap yang roboh dan sampai kini masih tetap dibiarkan kecuali hanya dibuat police line.
Dijelaskan, sehari setelah atap balairung roboh, para pedagang memang sudah melakukan pertemuan dengan pihak PD PHJ yang menyatakan bahwa perbaikan dilakukan setelah anggaran dari Pemko Siantar direalisasi.
Saat pertemuan itu, pedagang menyatakan setuju. Namun, perbaikan dilakukan di atas jam 10.00 Wib saat pedagang selesai berjualan. Setelah itu terserah pekerja memperbaikinya sampai larut malam.
“Yang jelas, pagi subuhnya lagi sampai jam 10.00 Wib, pedagang kembali berjualan. Selain itu, saat dilakukan perbaikan dengan membuka seluruh atap balairung, pedagang diperbolehkan menggunakan payung untuk menghindari apabila datang hujan,” ujar Iril.
Sementara, pedagang lain yang sudah puluhan tahun membuka usaha di balairung tersebut mengatakan, tahun 2014 lalu, pihak pengelola Pasar Dwikora pernah melakukan perbaikan kerangka atap balairung. Saat itu, besi baja padat diganti dengan besi baja ringan seperti saat ini.
“Kalau kita hitung-hitung, pergantian besi baja padat dengan baja ringan hanya bertahan sekitar 10 tahun. Jadi, supaya kualitas kerangka penyangga atap lebih mantap apalagi pedagang banyak menggunakan unsur garam, kerangkanya dikembalikan seperti semula dari bahan besi baja padat,” ujar pedagang.
Pantauan di balairung penjual ikan laut Pasar Dwikora itu, aktifitas jual beli memang seperti tidak ada kendala kecuali ada sekitar 15 lapak yang tidak dipergunakan sehingga dipasang police line karena tertimpa atap yang roboh.
Para pedagang sangat berharap agar perbaikan segera dilakukan. Kemudian, kerangka besi yang sudah banyak keropos sebaiknya menggunakan baja besi padat. Bukan baja besi ringan yang mudah keropos seperti saat ini apalagi pedagang ikan banyak menggunakan unsur garam.
Ketika media ini melakukan konfirmasi kepada Dirut PD PHJ, Bolmen Silalahi tentang kapan dilakukan perbaikan, telepon selulernya tidak diangkat. Kemudian, ditanya melalui pesan Whats App, tidak ada balasan.
Sebelumnya, Dirut mengatakan sudah mengajukan permohonan anggaran perbaikan kepada Walikota Siantar. Sementara pihak PD PHJ sudah berencana membentuk tim untuk perbaikan dengan melibatkan pihak ketiga.
Sekedar informasi, saat atap balairung ambruk sekira jam 24.02 Wib, Kamis (28/12/2023) pedagang memang belum ada yang berjualan. Atap ambruk terjadi karena kerangka penopang atap berbahan baja besi ringan sudah keropos.
Sebelum atap tersebut ambruk, sejumlah pedagang mengatakan sudah kawatir dengan kondisi atap balairung yang banyak keropos itu. Nyatanya, kekawatiran pedagang terbukti dan atap balairung akhirnya roboh meski tidak ada hujan. (In)