SIANTAR,SENTERNEWS
Dengan mengusung puluhan poster, massa dari Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Bergerak (Gemuruh) Kota Siantar yang didominsi kaum ibu, unjuk rasa lagi ke kantor Walikota Siantar yang akhirnya dilempari pakai telor busuk, Senin (29/1/2024).
Awalnya, massa aksi dengan Koordinator Lapangan Bill Fatah Nasution, Koordinator Lapangan Khairil Mansyah dan Presidium Gemuruh Chotibul Umam Sirait berkumpul di Lapangan Parkir Pariwisata Jalan Merdeka depan Bank Sumut.
Kemudian, bergerak masuk Jalan Bandung menuju Jalan Sutomo sambil berorasi tentang dugaan penyalahgunaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disebut digunakan untuk kepentingan partai politik tertentu pada Pemilu 2024.
Tiba di depan pintu gerbang kantor Walikota, pintu gerbang ternyat ditutup dan dijaga personel Polisi serta Satpol PP berseragam dengan pagar betis. Lantas massa meminta agar pintu gerbang dibuka untuk dapat bertemu dengan Walikota.
“Walikota, kami datang menyampaikan aspirasi. Ini hak orang miskin, jangan jadikan orang miskin sebagai komunitas politik untuk menyalurkan birahi politik. Kami disini menunggu kehadiran Walikota untuk menerima keluhan masyarakat,” kata Bill Fatah melalui orasinya.
Ternyata, karena Walikota yang diharapkan menerima massa Gemuruh tidak kunjung datang, situasi mulai memanas. “Kalau Walikota merasa tidak bersalah, mengapa takut menemui masyarakatnya?” kata Khairil Mansyah melalui pengeras suara.

Namun, saat orasi berlangsung, ada kaum ibu melihat seorang lelaki yang disebut sebagai relawan yang sempat melakukan intimidasi dan lelaki itu langsung diserang dengan kata-kata “penjilat”. Namun, karena lelaki itu tetap bertahan di antar massa, kaum ibu berusaha mendekatinya sambil tetap berteriak “penjilat”.
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, beberapa orang petugas keamanan berpakaian sipil mendekati dan memita lelaki itu menjauhi lokasi aksi. Selanjutnya, koordinator lapangan mengatakan tidak perlu melayani lelaki dimaksud.
Saat Walikota yang ditunggu-tunggu tidak datang juga, massa diminta merapat ke pintu gerbang sambil mengacungkan tangan dengan memegang telor yang sudah dibagikan. “Kalau Walikota tidak juga menanggapi, kami siap melakukan perlawanan,” kata Presidium Gemuruh Chotibul Umam Sirait.
”Baik, ini sudah tepat jam 11.00. Angkat tangannya, dalam hitungan ketiga, lemparkan semua telor busuk itu ke atas. Jangan sampai kena bapak-bapak kepolisian. Kalau Satpol PP kena sedikit-sedikit tidak apa-apa,” kata Chotibul.
“Satu, dua, tigaaaa!!!”. Dan beberapa butir telur itu akhirnya di lemparkan ke halaman kantor Walikota. Hanya saja, tidak ada mengenai personel pengaman maupun beberapa pegawai yang berada di bagian dalam.
Usai melemparkan telur sebagai simbol perlawanan terhadap busuknya prilaku oknum tertentu yang mengancam atau mengintimidasi masyarakat miskin agar tidak ikut berunjukrasa. Padahal, setiap warga negara berhak berunjukrasa dan itu diatur undang-undang.
Saat massa tetap melakukan orasi, diantara personel keamanan dari Polres Siatar, tampak juga Kapolres Siantar AKBP Yogen Heroes Baruno. Untuk itu, Presidium Gemuruh mengatakan tidak takut dilaporkan pihak-pihak tertentu.
“Kami sudah mendengar ada kelompok Gemuruh yang dilaporkan ke Polres Siantar. Untuk itu, kita siap menghadapi dan itu bagus supaya kasusnya sampai ke tingkat pusat,” kata pihak Gemuruh.
Kemudian, karena Walikota tidak bisa lagi diharapkan datang, Gemuruh khirnya melakukan pembakaran tiga unit ban mobil diiringi dengan lagu perjuangan. Sehingga, asap hitam tampak membubung di sekitar lokasi aksi.
Selanjutnya, Khairil Mansyah membaca pernyataan sikap. Menyatakan, penyaluran PKH dan BPNT disebut bertentangan dengan surat Kementrian Sosial dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masuk PKH wajib membeli kebutuhan pojok ke E-Warung.
Kalau tidak, diancam diberhentikan sebagai penerima PKH dan tidak diberi undangan mendapatkan bantuan sosial. Untuk itu, Polisi diminta mengusut E Warung. Kemudian, menangkap dan memeriksa para relawan sebanyak 121 orang di 8 kecamatan karena telah menzoli KPM.
“Kami rakyat miskin sudah sangat miskin jangan lagi diintimidasi dengan prilaku oknum culas dan jahat,” kata Khairil Mansyah. Saat api pembakaran ban mulai padam, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Namun, berjanji akan datang lagi menggelar aksi dengan jumlah massa yang lebih besar agar dapat bertemu Walikota. (In)