SIANTAR, SENTERNEWS
Aliasi BEM/ SENAT Mahasiswa (BSM) se-Kota Siantar mengecam mengapa pengaduan yang disampaikan ke DPRD Siantar terkait dugaan pemukulan terhadap mahasiswa yang dilakukan oknum anggota DPRD Siantar Robin Manurung tidak ditindaklanjuti.
Pernyataan itu disampaikan, Gideon Surbakti sebagai pimpinan Aliansi Badan Eksikutif Mahasiswa/Senat Mahasiswa (BSM) se Kota Siantar. “Kita tidak mengetahui kenapa surat kita tidak ditindaklanjuti,” ujarnya, Jumat (25/4/2025).
Dijelaskan, kejadian dugaan pemukulan itu berawal saat unjuk rasa 27 Maret 2025 lalu, terkait dengan penolakan UU TNI. Saat mahasiwa sebagai pengunjukrasa merangsek masuk ke halaman kantor DPRD Siantar karena gerbang ditutup rapat, seorang mahasiswa malah mendapat tindakan kekerasan.
“Saat itu, teman kita dipiting Satpol PP dan digiring ke ruangan kantor DPRD. Dan, oknum anggota DPRD dari Fraksi NasDem itu melayangkan kepalan tangannya ke bagian perut teman kita. Itu jelas, videonya telah menyebar luas,” kata Gideon.
Dijelaskan juga, setelah aksi kekerasan itu berlangsung dan mahasiswa membubarkan diri dengan tertib, tanggal 8 April 2025, BEM FE USI menyurati Badan Kehormatan (BKD) DPRD Siantar.
Namun, setelah berjalan beberapa minggu, pengaduan tersebut terkesan didiamkan BKD DPRD Siantar yang bertugas dan berwewenang mendisiplinkan anggota DPRD Siantar. “Sampai sekarang tidak ada tindakan tegas BKD,” ujar Gideon.
Karena situasi itu, Gideon mempertanyakan apakah BKD DPRD Siantar masih berfungsi atau sengaja menutup-nutupi masalahnya.”Atau ada sesuatu permainan yang telah dirancang dibalik layar?” katanya bertanya.
Gideon menegaskan, kasus tersebut jangan dianggap sepele yang dapat didiamkan begitu saja. Karena, itu menjadi suatu preseden buruk dan bukan tidak mungkin dapat mencerminkan bahwa oknum anggota DPRD dimaksud menilai dirinya punya kuasa yang tak dapat digoyangkan.
“Apa boleh oknum wakil rakyat dapat berbuat sesuka hati atau merasa kebal hukum?” tanya Gideon sembari mengatakan, Aliansi BSM mengatahui ada ADA press relis yang dibuat Robin Manurug untuk pembelaan diri.
“Kalau ada pembelaan diri apakah wajar sedang videonya sudah menyebar luas dan tidak mau mengaku kesalahan seperti meminta maaf. Ini memalukan dan rakyat tentu bisa menilai,” kata Gideon lagi.
”Jika 100 orang diam, 10 orang tak bergerak dan hanya ada 1 orang yang akan tetap melawan, itu adalah saya sebagai mahasiswa!” tegas Gideon Surbakti.
Apabila, surat pengaduan terkait pemukulan oknum anggota DPRDSiantar itu tidak juga ditindaklanjuti, BSM menyatakan siap menggelar unjukrasa lagi dengan jumlah massa yang lebih besar.
“Saat ini, kita sedang melakukan konsolidasi untuk tetap menghidupkan kasus itu supaya tidak didiamkan dan kita siap untuk bergerak,” katanya sembari menyinggung tentang aksi beberapa hari lalu yang batal karena ada kendala teknis secara internal. (In)