Bagi Andika Prayogi Sinaga SE, anggota DPRD Siantar (2019-2024) dari Fraksi Hanura, politik itu indah dan mengasikkan. Bahkan, diibaratkan sebagai jembatan untuk mendekati rakyat. Setelah mengetahui apa yang dirasakan dan dialami rakyat, dijadikan suatu kekuatan untuk diperjuangkan.
“Saya tidak sependapat kalau ada mengatakan politik itu kotor atau jahat. Tapi. kalau ada yang menyalahgunakan politik untuk kepentingan pribadi, itu oknumnya atau orangnya. Bagi saya politik itu alat untuk memperjuangkan aspirasi rakyat,” tegas Ketua Komisi I DPRD Siantar itu.
Keindahan dan asiknya dunia politik menurut pria kelahiran 1986 itu, karena dapat mengetahui bagaimana jalannya pemerintahan. Apalagi antara wakil rakyat (Legislatif) dengan Wali Kota (Eksikutif) merupakan mitra sejajar untuk mengurusi soal rakyat dan kota Siantar khususnya.
Bahkan, Andika Prayogi yang tergabung dalam Badan Anggaran DPRD Siantar, turut membahas APBD sebagai anggaran belanja satu tahun untuk rakyat dan untuk kota Siantar. Kemudian, menjadi salah satu bagian yang turut mengkritisi soal anggaran agar lebih memprioritaskan kepentingan rakyat.
Awalnya, pria yang akrab disapa dengan panggilan Yogi ini mengaku, terlalu awam memahami tentang politik. Apalagi tidak punya pendidikan politik secara formal. Misalnya menimba ilmu atau berkuliah di perguruan tinggi jurusan ilmu politik.
Diakuinya, belajar politik justru melalui organisasi. Mulai dari menjadi Ketua Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Teladan. Kemudian naik menjadi Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Siantar Barat. Selain itu, tetap belajar melalui diskusi dengan para senior yang lebih dulu berada dalam dunia politik.
Lebih dari itu, ada beberapa organisasi di luar organisasi kemasyarakatan non politik turut digelutinya. Antara lain, Ketua Karate kala Hitam Indonesia Pengcab Pematang Siantar serta Wakil Ketua BKM Mesjid Raya Kota Siantar bidang olahraga dan budaya.
Organisasi bagi Andika, merupakan guru yang menempa dirinya memahami dunia politik. Sekaligus menambah jaringan dan teman maupun untuk menambah wawasan serta mengetahui bagaimana jenis karakter manusia.
Pada perkembangan selanjutnya, malah didaulat menjadi Penasehat Fans Club Max. Komunitas pecinta sepeda motor yang bukan hanya sekedar melepaskan hobby menjajal jalanan. Lebih dari itu, turut melakukan kegiatan sosial. Diantaranya, menyalurkan sembako ke pesantren maupun melakukan donor darah.
Meski sudah menjadi bagian dari DPRD Siantar sebagai lembaga politik dan bergabung dengan sejumlah organisasi, ayah dari tiga orang putra dan seorang putri dari hasil pernikahannya dengan sang istri, Indah Lestari, malah semakin sering bertemu dan berbaur dengan masyarakat.
Namun, kalau ingin bertemu dengan Yogi, jangan cari di café, di warung atau kedai kopi maupun di lokasi-lokasi tempat para pejabat maupun orang-orang penting berkumpul seperti di hotel maupun di lokasi yang mewah.
“Ya saya memang tidak biasa nongkrong dengan orang-orang penting di cafe-café atau di tempat mewah yang mungkin asing bagai rakyat kecil. Teman-teman atau masyarakat dari berbagai kalangan selalu bertemu dengan saya di rumah yang terbuka bagi siapa saja untuk bicara soal kepentingan umum,” ujarnya.
Bicara soal latar belakang pendidikan, Yogi mengaku memang sempat “terlunta-lunta”. Pasalnya, Sejak dari SMP malah pindah dari sekolah satu ke sekolah lainnya. Kemudian, masuk ke Taman Siswa dan akhirnya menamatkan sekolah tingkat menengah di SMA Melati.
Karena pendidikan itu menurutnya penting dan mendapat dorongan kuat dari orang tua terutama ibu kandung, Lilis Suryani Daulay dan keluarga, akhirnya menamatkan kuliah dengan gelar sarjana ekonomi dari universitas Evarina Kota Siantar.
“Waktu diwisuda itu, saya melihat orang tua seperti mak dan istri serta keluarga lainnya terharu karena merasa bahagia. Masalahnya, saya yang sekolahnya sempat tak jelas, akhirnya menjadi sarjana,” ujarnya sembari tersenyum seperti mengenang masa lalu. (Red) *(Bersambung: Dari Kondisi Gelap Menuju Terang)*