SIANTAR,SENTER NEWS
Soal kasus bunuh diri, Renova Suryani Panjaitan (38), ASN Dinas Kesehatan Pemko Siantar yang diketahui sebagai istri oknum Polisi, ternyata masih menjadi perbincangan negatif berbagai pihak. Bahkan, informasi itu terus menyebar liar.
Liarnya informasi dimaksud karena korban yang bunuh diri di bagian dapur rumahnya, Perumahan Pondok Indah Naga Huta, Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Siantar, Rabu (1/11/2023) itu, disebut-sebut karena tekanan kerja di Dinas Kesehatan Kota Siantar.
Karenanya, Komisi I DPRD Siantar berencana gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Kesehatan. Sehingga, informasi negatif yang berkembang tidak simpang siur dan memojokkan Pemko Siantar, hingga akhirnya bermuara kepada Wali Kota, dr Susanti Dewayani. Sementara, anggaran belanja untuk pegawai di lingkungan Pemko cukup besar.
“Ya, kita mengetahui dari berbagai media bahwa korban bunuh diri karena tekanan kerja setelah dimutasi kebagian Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P). Itu juga pernyataan dari suami korban,” kata Andika Prayogi Sinaga SE, Ketua Komisi I, membidangi Kesehatan, Kamis (2/11/2023).
Kalau informasi negatif yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan itu terus berkembang liar dan korban memang mengalami depresi sehingga mengambil jalan pintas mengakhiri hidup dengan bunuh diri, itu sangat disesalkan.
“Secara kejiwaan, mental keluarga dan anak-anak korban yang masih kecil bisa terganggu. Untuk itu, kita akan meminta Dinas Kesehatan menjelaskan dengan jujur pada RDP yang akan kita jadwalkan,” kata Andika Prayogi.
Lebih lanjut, Andika Prayogi juga sudah meminta keterangan secara pribadi kepada sejumlah ASN lingkungan Dinas Kesehatan untuk dibawa pada RDP. Tidak usah dulu saya beberkan data yang sudah kita kumpul. Semua akan kita pertanyakan pada RDP,” katanya.
Terpisah, Ilhamsyah Sinaga juga dari Komisi I membenarkan masalah bunuh diri dimaksud sedang diperbincangkan Komisi I dan masyarakat kota Siantar. Untuk itu, menyatakan sependapat agar permasalahannya dibahas melalui RDP dengan Dinas Kesehatan.
Ilhamsyah juga mengaku sudah menelusuri informasi bagaimana pola kerja pada Dinas Kesehatan. Kesimpulan sementara yang diperolehnya, kuat dugaan bahwa pola kerja yang dilakukan para ASN memang memberatkan.
Saat RDP yang akan dijadwalkan nanti, Ilhamsyah Sinaga minta agar pihak Dinas Kesehatan membeberkan bagaimana pola kerja yang dilakukan ASN dengan jujur. Apalagi beredar informasi bahwa ASN pada Dinas Kesehatan itu banyak merasa tidak nyaman melaksanakan tugas. Antara lain soal cuti sebagai hak dari ASN yang dipersulit.
“Yang saya selusuri, ketidaknyamanan pegawai, juga termasuk soal waktu kerja. Sehingga, ada sejumlah ASN ingin pindah kerja ke OPD lain dipersulit. Bahkan, ada yang sakit. Jadi, kita ingin mengetahui ada apa sebenarnya pada Dinas Kesehatan itu,” katanya.
Sebagai mitra Dinas Kesehatan, Komisi I DPRD Siantar pastinya melakukan pengawasan agar para ASN benar-benar mendapatkan hak sesuai dengan regulasi yang ada. “Jadi, kita ingin mengetahui bagaimana pola kerja Dinas Kesehatan itu,” ujar Ilhamsyah Sinaga mengakhiri.
Sementara, sejumlah personel Komisi I lainnya menyatakan sependapat agar kasus bunuh diri pegawai Dinas Kesehatan dan berbagai dinamika yang berkembang segera dibahas melalui RDP. Terlebih soal banyak informasi negatif yang masih tersembunyi di balik peristiwa bunuh diri Renova Suryani Panjaitan (38). Sehingga, akan diketahui secara terbuka dan dapat menjadi pembelajaran bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain di Pemko Siantar.
Seperti diberitakan, pertama kali menemukan korban tergantung, suaminya sendiri, Jefri Gultom yang bertugas sebagai Polisi di Polres Simalungun. Tergantung di bagian dapur rumahnya, kompleks Perumahan Pondok Indah Naga Huta, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Siantar, Rabu (1/11/2023) sekira jam 06.10 Wib.
Selanjutnya, dievakuasi ke ruang jenazah RSUD Djasamen saragih Kota Siantar. Sementara, keterangan suami korban kepada pihak kepolisian mengatakan, bulan Mei 2023 lalu sejak dimutasi atau dipindahkan dipindahkan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Siantar, korban seperti berubah sikap.
Selain selalu pulang lama-lama dengan alasan pekerjaan sangat padat, korban tidak sempat mengurus sekolah anak-anak dan rumah tangga. Bahkan korban dikatakan sering merenung seperti melamun di rumah dan di tempat pekerjaannya.
Menyikapi perubahan itu, suami korban sempat mengatakan, “Kalau memang tidak betah di pekerjaannya, biar diurus. Namun korban menjawab sudah saya urus, tapi tidak berhasil,” kata kepolisian melalui keterangan pers seperti perkataan suami korban.
Karena pihak keluarga meyakini meninggal karena bunuh diri, jenazah korban dibawa pihak keluarga ke kampung halaman suaminya di Desa Gajah, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan untuk dimakamkan. (In)