SIANTAR,SENTERNEWS
Setelah kondisi stadion Sangnaualuh di Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar bagai “rumah hantu” karena material di bagian tribun ludes dicuri orang tak bertanggungjawab, muncul berbagai pertanyaan, bagaimana kabarnya sekarang?
Pantauan di lokasi, Sabtu (2/12/2023), kondisi stadion yang mulai tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020 dengan dana sekitar Rp 19 miliar itu, sangat memprihatinkan. Bagian lapangan rumput yang sempat ditata, ditumbuhi semak belukar setinggi orang dewasa.
Sedangkan kondisi tribun hancur-hancuran. Kosen jendela, kalaupun tersisa, kacanya telah pecah. Pintu ruang ganti, WC juga hilang. Dinding pembatas dari batu bata, juga turut dipereteli. Bahkan, ada bagian tembok di bawah tribun yang telah dibobol yang bisa dijadikan untuk keluar masuk.
Selain itu, bukan hanya besi baja tempat duduk tribun yang hilang. tiang baja penyangga bagian atap yang sebelumnya berbahan aluminum juga sudah lenyap. Namun, masih ada tiang baja tersisa. Itupun terkatung-katung seperti menunggu tumbang.
Menurut warga yang rumahnya tak jauh dari belakang tribun, pada malam hari sering mendengar suara gesekan tiang baja berderit karena bagian tribun seperti digoyang angin. Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin tiang baja jatuh dan dinding bagian tribun setinggi sekitar 20 meter ikut roboh.
“Malam harinya seperti ada terdengar suara besi baja yang bergoyang, mungkin berasal dari yang tergantung-gantung itu. Kalau jatuh dan dinding tribun dipastikan ambruk juga,” ujar salah seorang warga yang rumahnya tak jauh dari bagian belakang tribun yang sempat bertanya bagaimana kondisi stadion itu kedepannya.
Hal senada disampaikan pecinta sepakbola Kota Siantar. Kalau melihat kondisi sekarang, tidak mungkin melakukan perbaikan stadion kecuali langsung membangun yang baru lagi. “Kalau melihat kondisinya, bangunan yang ada harus dihancurkan dan dibangun yang baru lagi,” ujar Nurdin pecinta sepkabola Kota Siantar.
Bahkan, Nurdin sempat menuding bahwa Pemko Siantar melalui dinas terkait lengah melakukan pengamanan stadion saat dalam proses pembangunan. Tapi, mau gimana lagi? Bagaiman keberadaannya ke depan tentu tidak jelas,” katanya
Beberapa waktu lalu atau persisnya 2022, Edy Ramayadi saat menjabat sebagai Gubernur Sumut pernah berjanji mengucurkan dana Rp 50 miliar untuk membangun stadion yang hancur-hancuran itu kembali.
Bahkan, Gubernur langsung meninjau stadion didampingi Walikota. Karena tergiur dengan janji Gubernur, Pemko Siantar yang diprakarsai Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR), mengajak para ASN dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan gotong royong membersihkan semak belukar yang begitu menyemak.
Kemudian, kerja bakti yang menyertakan TNI dan Polri itu, juga mengerahkan alat berat. Hasilnya, semak belukar di lapangan stadion tampak bersih. Namun lapangan rumput belum layak digunakan untuk bermain sepakbola meski dua gawang masih berdiri.
Hamam Soleh sebagai Plt Kadis Pariwisata dan Olahraga Kota Siantar mengatakan, soal janji Gubernur Sumut tidak mungkin diharap lagi. Apalagi ditagih supaya cair karena pejabat Gubernur telah berganti.
Hamam Soleh tidak menampik kondisi stadion hancur-hancuran. Namun, soal anggaran untuk membangunnya kembali tidak ada ditampung APBD 2024 yang baru dua pekan disahkan. “Belum tahu bagaimana tindaklanjutnya. Tapi, kalau memang mau dibangun, harus dilakukan penyerahan asset dari pihak PUTR kepada Bagian Asset,” katanya.
Hal itu dilakukan karena kondisi stadion yang menghabiskan anggaran belasan miliar itu harus dilaporkan lebih dulu kepada bagian asset Pemko Siantar. “Kita lihatlah bagaimana ke depannya,” ujar Hamam Soleh mengakhiri. (In)