SIMALUNGUN, SENTER NEWS
Sudah menjadi rahasia umum kalau sejumlah SPA di kompleks Griya, Jalan Asahan, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun hanya bertopengkan kusuk lulur atau mi chat tetapi dijadikan praktek prostitusi. Sehingga wajib ditertibkan. Apalagi saat ini sudah mendekati bulan suci Ramadhan 1444 H.
Saat kru Senter News turun ke lokasi salah satu SPA di kompleks Griya tersebut. Yakni SPA Albrus, ditemukan sejumlah perempuan berpakaian seksi. Sehingga, terkesan hanya mengandalkan keseksian perempuan dibanding sebagai lokasi lulur.
Ironisnya, saat seorang lelaki yang diduga sebagai pengelola SPA melihat kedatangan Senter News, langsung membentak dan marah-marah. Bahkan, dengan suara yang sangat tidak sopan, mengusir kru Senter News.
“Mau kalian naikkan tempat usahaku silahkan aku tidak takut,” katanya berteriak. Sehingga, kru Siantar News tidak mau ambil pusing dan beranjak meninggalkan lelaki berang tersebut.
Ketika masalah SPA di kompleks Griya khususnya SPA Albrus yang diduga melakukan praktek prostitusi itu dikonfirmasi kepada Camat Siantar, Kabupaten Simalungun, ternyata tidak berada di tempat. Karena, seorang pegawai mengatakan bahwa Camat dan sejumlah pegawai lainnya sedang memantau pelaksanaan Pemilihan Pangulu Nagori (Pilpanag) di sejumlah nagori.
*DI KOTA SIANTAR*
Selain SPA di komplek Griya yang lokasinya tak jauh dari perbatasan Kota Siantar itu, sejumlah SPA yang berkedok lulur, penginapan maupum tempat kost juga diduga kuat sebagaia lokasi prostitusi juga ditemukan di sejumlah lokasi Kota Siantar.
Antara lain Sentral Iin di Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Timbang Galung Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar yang juga diduga hanya berkedok mi chat. Bahkan, disebut-sebut sebagai lokasi peredaran Narkoba.
Sejumlah warga Kelurahan Timbang Galung mengatakan, Sentral Iin banyak dikunjungi para pria. Bahkan, berlangsung sampai larut malam. Selain itu, ada sejumlah perempuan berpakaian seksi sering dibawa mobil orang tertentu untuk dibawa ke luar.
“Untuk itu, khusus Sentral Iin diminta segera digrebek dan perizinannya segera diperiksa. Kalau terbukti menyalahi peraturan karena dijadikan sebagai lokasi prostitusi, harus segera ditutup,” ujar warga bermarga Lubis.
Ketua Komisi 1 DPRD Kota Siantar, Andika Prayogi Sinaga SE mengaku prihatin dengan adanya praktek prostitusi bermoduskan kusuk lulur dan lainnya yang menyediakan wanita-wanita penghibur. Pasalnya, situasi itu sangat meresahkan masyarakat. Terutama ibu-ibu rumah tangga yang takut suami atau anaknya terjerumus ke dalam dunia prostitusi.
Andika Prayogi Sinaga SE juga meminta kepada Pemko Siantar melalui institusi terkait segera meninjau ulang semua izin lokasi yang diduga menjadi praktek prostitusi. Termasuk penginapan dan kos-kosan yang diduga dijadikan sebagai lokasi prostitusi on line dan peredaran Narkoba.
“Satpol PP dan Kepolisian kita minta segera merazia dan menutup semua tempat-tempat maksiat di Kota Siantar yang menyalahi izin. Apalagi saat ini sudah mulai memasuki bulan suci Ramadhan,” tegasnya mengakhiri. (Rm)