SIANTAR,SIANTARNEWS
Meski Terminal Terpadu Tanjung Pinggir Kota Siantar, di Kecamatan Siantar Martoba berbiaya Rp 39 miliar, sudah diresmikan Presiden RI Jokowi, 21 April 2023 lalu, kondisinya masih tampak sepi.
Masalahnya, ada Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) masuk ke lokasi terminal meski bisa dihitung dengan jari, belum menaikkan dan menurunkan penumpang.
Ketika diselusuri ke bagian dalam terminal Tipe A itu, sebenarnya sudah tersedia sejumlah loket yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk penumpang. Namun, kondisinya masih kosong atau belum difungsikan. Demikian juga kios yang rencananya untuk menjual makanan tampak masih hanya steling.
Sementara, pihak terminal juga belum ada yang bisa dikonfirmasi karena Koordinator Terminal, Rita Sinaga dan Humasy tidak ada di tempat. “Ibu kepala terminal atau Humasy tidak di tempat,” kata salah seorang pegawai perempuan didampingi seorang Satpam, Senin (15/1/2024).
Namun demikian, kalau ingin melakukan konfirmasi, sebaiknya lebih dulu dihubungi. “Ya, kalalu mau konfirmasi langsung, lebih baik lebih dulu dihubungi. Jadi, bisa bertemu,” kata pegawai perempuan tersebut lagi.
Dari hasil bincang-bincang dengan salah seorang pegawai terminal lainnya yang mengaku tidak berhak memberi keterangan lebih jauh mengatakan, setiap ada bus AKDP maupun AKAP masuk terminal, selalu dilakukan pemeriksaan terhadap penumpang maupun kelayakan bus.
“Waktu menjelang Natal dan Tahun Baru kemarin, banyak bus yang keluar masuk,” ujar sumber tersebut sembari mengatakan bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Siantar juga turun melakukan test urine kepada para sopir.
Kemudian, informasi yang juga diperoleh dari pegawai terminal lainnya mengatakan, dalam waktu dekat rencananya akan ada pertemuan dengan Pemko Siantar dalam rangka memaksimalkan operasional terminal. “Itu yang saya dengar-dengar,” kata pegawai tersebut.
Pantauan di luar terminal yang tampak sepi, ada sejumlah angkutan kota berhenti di depan warung makan dan sopirnya hanya duduk-duduk . Namun, tujuan para sopir dikatakan hanya untuk istrahat.
“Kalau menurunkan dan menaikkan penumpang belum ada. Karena itu, kita tidak rutin menjalani trayek dari kota melintasi Jalan Sisingamangaraja dan masuk ke areal sekitar terminal,” kata salah seorang sopir mengaku marga Sinaga.
Dijelaskan juga, kalau rutin masuk melintasi trayek sampai ke areal terminal, dikatakan tentu rugi karena tidak ada penumpang. “Itu sama saja dengan membakar minyak,” ujar sopir tersebut. (In)