SIANTAR, SENTER NEWS
Dengan mengusung sejumlah poster, Gerakan Pemuda Pemerhati Asset Negara (GP2AN) Kota Siantar yang berunjuk rasa ke Balai Kota meneriakkan agar Kota Siantar bersih dari para koruptor. Masalahnya, ada sejumlah proyek tahun 2022 yang diduga fiktif.
“Wahai Wali Kota, bersihkan kota Siantar dari sang koruptor. Karena, dari hasil penelusuran kami di lapangan, ada proyek fisik tahun 2022 yang sudah dibayar tetapi dikerjakan tahun 2023,” ujar Yurdo Fikra Nasution, kordinator aksi di halaman Balai Kota, Senin (6/2/2023).
Pada unjuk rasa yang mendapat pengawalan dari puluhan personel Satpol PP tersebut, dijelaskan bahwa proyek tahun 2022 yang dikerjakan tahun 2023 tetapi diduga sudah dibayarkan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang ( PUPR) Kota Siantar, di antaranya, proyek drainase di Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba dan di Jalan Durian, Kecamatan Siantar Marihat.
“Selain adanya dugaan proyek fiktif, kami menduga selama Plt Kadis PUPR Dedi Tunasto Setiawan menjabat, ada dugaan terjadi anggaran yang dimarkup pada tahun 2022. Untuk itu, copot Plt Kadis PUPR,” ujar kordinator aksi lagi melalui orasinya dan disambut dengan teriakan pengunjukrasa yang terdiri dari sembilan orang.
Meski sudah melakukan orasi secara bergantian, tidak ada pejabat yang menerima aspirasi yang disuarakan. Untuk menunggu kehadiran Wali Kota, pengunjukrasa yang m,elakukan demo sempat menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Selanjutnya, pengunjukrasa membacakan pernyataan sikap agar Kejaksaan Negeri Pematang Siantar memanggil dan memeriksa Plt Kadis PUPR Dedi Tunasto Setiawan terkait dugaan proyek fiktir tahun 2022 tersebut.
Kemudian, meminta Wali Kota untuk mencopot Dedi Tunasto Setiawan dari jabatannnya karena dinilai tidak berkompeten. “Untuk itu, kami minta kepada Wali Kota menanggapi aspirasi kami dengan bijakasana,” ujar Yurdo Fikra Nasution.
Jelang beberapa saat, meski tidak menyerahkan pernyataan sikap kepada personel Satpol PP yang melakukan penjagaan, pengunjukrasa membubarkan diri dengan tertib. Tetapi, kalau aspirasi mereka tidak ditanggapi, mereka menyatakan akan datang dengan jumlah massa yang lebih besar. (In)