SIANTAR,SENTERNEWS
Sampah yang semakin menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Siantar semakin tinggi. Bahkan, kalau diukur dari permukaan tanah sudah mencapai 10 meter.
“Produksi sampah yang diantar ke TPA Tanjung Pinggir dengan luas 2,5 hektar sebanyak 300 ton per hari. Sementara, kita kesulitan mengurai sampah yang diantarkan truk karena kekurangan alat berat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Siantar, Dedy T Setiawan, Jumat (29/3/2024).
Selain alat berat berupa eskapator, Dinas Lingkungan Hidup juga membutuhkan alat untuk melebur sampah menjadi kompos yang sudah direncanakan akan dibeli tahun 2024 ini. Kapasitas per unit, mampu melebur sampah sebanyak lima ton per enam jam.
“Kalau ada dua unit alat berat sampah yang datang diantar truk maupun mobil pickup dapat digeser ke bagian tengah, sampah tidak akan begitu menggunung di bagian depan. Kalau ditambah dua alat pelebur sampah menjadi kompos, kondisi TPA tentu tidak seperti sekarang,” kata Dedy.
Pantauan di lokasi, saat truk dan mobil pickup datang membawa sampah untuk dituangkan, satu unit eskapator ternyata tidak mampu bekerja maksimal menggeser sampah tersebut ke bagian tengah TPA seluas 2,5 hektar tersebut.
Karenanya, truk maupun mobil pickup pengangkut sampah sering harus antri menunggu sampah selesai ditarik alat berat. Bahkan, itu selalu terjadi setiap hari. Terutama menjelang siang dan melewati tengah hari.
Masih pantauan media ini di sekitar TPA Tanjung Pinggir, setelah sampah di tuangkan dari truk maupun mobil pickup, sejumlah pemulung yang senantiasa stand by di lokasi selalu mengambil sampah bernilai ekonomi seperti karton maupun plastik.
Demikian juga saat sampai sudah digeser ke bagian atas TPA, tetap saja ada warga yang mengais-ngais sampah itu untuk dikumpul. Setelah itu diangkut dan dibersihkan, kemudian, dijemur dan siap untuk dijual.
Sekedar informasi, TPA Tanjung Pinggir berada di tepi jalan umum Ring Road dari arah Terminal Tanjung Pinggir menuju persimpangan jalan kantor PUPR. Kalau melintas di sekitar lokasi, aroma tak sedap selalu menguap dan para pengendera harus menutup hidung. (In)