SIANTAR, SENTERNEWS
Kadis Perhubungan (Kadishub) Kota Siantar, Julham Situmorang menjadi perhatian sejumlah kalangan pada rapat paripurna dengan agenda pemandangan umum fraksi atas Nota Pengantar Terhadap Rancangan APBD Siantar Tahun Anggaran 2024, Jumat (10/11/2023).
Bukan hanya soal ucapannya yang menimpali pernyataan Fraksi Golkar dengan kata “wajarlah” terkait adanya ASN, mulai dari Kepala Dinas, Camat, Lurah sampai RT/RW agar bersikap netral pada Pemilu 2024. Lebih dari itu, Julham juga disoroti agar dievaluasi.
Pantauan di ruang rapat Paripurna DPRD Siantar yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Siantar, Ronald Darwin Tampubolon didampingi Ketua DPRD Siantar yang juga dihadiri Wali Kota Siantar dan sejumlah ASN, ucapan Julham Situmorang cukup mengejutkan.
Awalnya, Fraksi Partai Golkar melalui juru bicara Hendra P Pardede melalui pandangan umum menyatakan, pada Pemilu tahun 2024, Presiden Republik Indonesia sudah mengintruksikan agar seluruh ASN netral atau tidak memihak salah satu partai peserta Pemilu.
“Namun netralitas ASN di Pemko Siantar sangat diragukan. Karena, dengan adanya instruksi penekanan dari Lurah dan Camat kepada para RT/RW untuk mengupayakan warga supaya mendukung Caleg DPRD tertentu,” tegas Hendra Pardede.
Ternyata, usai Hendra membacakan netralitas ASN, dari arah belakang tempat duduk para ASN, Julham Situmorang seperti menimpali dengan perkataan “wajarlah,”. Karena perkataan itu terdengar jelas, sejumlah ASN lainnya mengarahkan pandangan kepada Kadishub tersebut.
Bukan hanya itu, sejumlah jurnalis lainnya juga demikian. Seperti tidak percaya bahwa Julham Sitomorang yang berstatus ASN tersebut berani mengatakan “wajarlah” di ruang publik. Namun demikian, Julham tampak masih duduk tenang seperti tidak ada terjadi sesuatu.
Selanjutnya, perhatian sejumlah jurnalis kembali mengarah kepada Julham Situmorang ketika Fraksi PDI Perjuangan melalui pandangan umum yang disampaikan juru bicara Baren Alijoyo Purba menyinggung tentang kinerjanya.
“Target retribusi parkir tepi jalan umum di Kota Pematang Siantar. Kami melihat bahwa potensi pencapaian target masih sangat tragis alias jauh panggang dari api. Untuk itu kami meminta jika kedepannya pencapaian target PAD masih rendah, kami meminta kepada saudari Wali kota untuk mengevaluasi saudara Julham Situmorang sebagai kepala dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar,” beber Baren Alijoyo Purba dengan suara yang terdengar jelas.
Kemudian, mendengar pandangan umum Fraksi PDI Perjuangan itu, sejumlah jurnalis masih melihat Julham duduk meski sempat memainkan handphone. Namun, saat Fraksi PDI Perjuangan kembali menyorotinya, pandangan sejumlah jurnalis tertuju kepadanya lagi.
Kali ini, Fraksi PDI Perjuangan menyikapi adanya sorotan masyarakat yang sempat viral di kalangan media sosial tentang toleransi keberagaman umat beragama. Yaitu pembatalan perayaan Imlek Fair.
“Dimana kita ketahui sampai saat ini belum adanya pemeriksaan terhadap saudara Julham Situmorang selaku Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar yang pada saat itu memberikan ijin. Melalui saudari Wali Kota, kami meminta agar pihak inspektorat memeriksa apakah kebijakan saudara Julham Situmorang tersebut sudah melalui mekanisme yang benar?” tanya Baren Aliwijoyo melalui pandangan umum.
“Kami meminta hasil pemeriksaan saudara Julham Situmorang tersebut disampaikan kepada lembaga DPRD. Mohon penjelasan,” kata Baren Alwijoyo Purba yang menyatakan mohon penjelasan tersebut ditujukan kepada Wali Kota.
Ternyata, pernyataan Fraksi PDI Perjuangan tersebut diduga mulai membuat Julham Siituorang gelisah. Selanjutnya, diam-diam meninggalkan ruang rapat dan masuk ke mobil dan meninggalkan halaman kantor DPRD Siantar.
“Mana Kadishub tadi,” tanya seorang jurnalis dan jurnalis lainnya mengatakan sudah pergi. Sehingga, sejumlah jurnalis tampak hanya tersenyum-senyum.
Ternyata, pernyataan “wajarlah” yang disampaikan Julham Situmorang saat Fraksi Golkar mengkritik keterlibatan ASN dalam politik praktis sebelumnya, sampai kepada sejumlah anggota DPRD Siantar.
“Jangan kalian mengokompori, apa begitu katanya?” tanya seorang anggota dewan kepada jurnalis. Dan jurnalis mengatakan bahwa perkataan Julham Situmorang itu banyak yang mendengar. “Wah, tadi sebelum rapat, dia (Julham-red) saya lihat sudah tidak ada. Jadi, itu perlu dicatat,” kata unsur pimpinan dewan mengakhiri. (In)