SIANTAR.SENTERNEWS
Agar tidak terjadi pembiaran yang terus berlangsung, sejumlah permasalahan di Irian Supermarket dan Dept Store Kota Siantar, akhirnya disampaikan kepada Ketua DPRD Siantar, Selasa (10/06/2025).
Surat tersebut disampaikan Kuasa Hukum Ketua Lembaga Pemantau Keuangan Negara Tindak Pidana Korupsi (LPKN TIPIKOR), Johansen Roni Tuahman Saragih. Didampingi Ketua FSP Kep SPSI Siantar-Simalungun Arif Sitanggang dan Wakil Ketua V Rio Matondang .
Surat yang disampaikan kepada Bagian Umum DPRD Siantar, Ria Silalahi dilengkapi dengan materai dan tandatangan para pengurus LPKN TIPIKOR, berupa permohonan audiensi itu diharap segera ditindaklanjuti DPRD Siantar.
“Kita berharap setelah surat ini sampai pada Ketua DPRD Pematangsiantar, bapak Timbul Marganda Linggah SH, masalah ini bisa dapat dirangkum melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP),” pinta Johansen.
Usai menyampaikan surat tersebut, Johansen mengatakan bahwa pihaknya berharap langkah tersebut menjadi salah satu upaya untuk mengungkap berbagai permasalahan yang terjadi di Irian Supermarket dan Dept Store Kota Siantar.
Dijelaskan juga, surat audensi berisi tiga belas tuntutan. Antara lain, terkait dengan promo produk atau barang yang dijual tidak sesuai harga yang dicantumkan di produk.
SPG sering disuruh kerja untuk kepentingan perusahaan. Sehingga omset SPG terganggu dan tidak mencapai target dari perusahaan.
Selanjutnya, kualitas barang seperti telur, beras dan buah/sayur tidak fresh dan kurang bagus, kembali dijual. Pemecatan karyawan tanpa problem (masalah). Biaya kecelakaan kerja ditanggung karyawan sendiri.
Area parkiran mobil depan dan pos/loket karcis pintu keluar mobil sering terjadi kemacatan. Sikap sopan santun atasan kepada karyawan sangat tidak baik karena atasan sering dimarahi dengan kata tidak pantas di depan konsumen. Sehingga, ada karyawan melakukan RTK (risend tanpa keterangan).
Sanksi kepada karyawan yang melakukan kesalan kecil, jam kerjanya sampai lembur mulai Pukul 09.00 WIB sampai tutup toko Pukul 23.00 WIB tanpa dibayar uang lembur. Hal lain, fasilitas atau keadaan kamar mandi konsumen sangat tidak nyaman, seperti tidak adanya tisu toilet dan wc sehingga sangat bau dan jorok.
Pemadaman listrik kerap terjadi sehingga, travelator dan lift konsumen mati serta jam pulang SPG tidak sesuai dengan SOP perusahaan, maka mereka sering pulang lama.
Terakhir, area lantai market sangat jorok dan banyak sekali karton kosong di area lorong. Sehingga konsumen sangat susah bergerak. Bahkan soal kemanana di lokasi parkir sangat lemah. Sehingga, konnsumen beberap kali kehilangan barang.
Paling tidak, itu pernah dialami konsumen yang kehilangan helm, dompet dan handphone.
Parahnya lagi, ada korban yang kehilang barang, meminta hasil CCTV selalu dipersulit pihak manajer. (Ro)