SIANTAR,SENTERNEWS
Sejumlah proyek fisik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) serta Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) yang sedang dikerjakan di beberapa lokasi, membuat kota Siantar jadi semrawut.
Selain itu, malah mengganggu kepentingan umum. Sehingga, tidak sedikit masyarakat keberatan dan marah. Bahkan, menuding Pemko Siantar melalui dinas terkait tidak melakukan pengawasan demi kenyamanan masyarakat.
Seperti di Jalan Jawa, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat. Perbaikan dan pengembangan drainase yang dikerjakan CV Dinamika Jaya Amerta senilai Rp 193,3 juta lebih dari APBD Siantar 2023, menjadi salah satu contoh buruknya pekerjaan proyek fisik tersebut.
Material bekas galian seperti tanah bercampur batu yang masih basah, ditumpuk begitu saja di tepi jalan. Demikian juga dengan material seperti batu padas maupun pasir untuk pembangunan. Sehingga, badan semakin sempit.
Karenanya, arus lalulintas tergolong ramai pada jam sibuk seperti pagi dan siang hari, menjadi macet. Parahnya lagi, saat panas terik menimbulkan abu dan jalanan berlumpur saat hujan tiba.
“Tumpukan batu bercampur tanah itu sepertinya hanya sekali diangkut. Tapi, dua minggu ini dibiarkan. Kita jadi terganggu karena abunya beterbangan kita jadai tidak nyaman,” ujar seorang montir di bengkel sepeda motor di depan galian proyek, Jumat (11/8/2023).
Nyaris sama dengan proyek draenase di Jalan J Wismar Saragih tak jauh dari Kantor Dinas PUTR. Galian drainase yang diperbaiki juga menumpuk. Bahkan para pekerja lalu lalang mengangkut material di jalan yang juga ramai dengan kenderaan
Sudah badan jalan tergolong sempit, ditambah dengan tumpukan begas galian dan material, mobil yang melintas berlawanan arah harus ekstra hati-hati. Salah satunya wajib mengalah untuk berhenti agar bisa lewat. Sementara, pekerjaan itu terkesan misterius karena tiada ditemukan plang proyek.
Kemudian, bukan hanya di jalan umum. Proyek drainase di dalam gang ditengah pemukiman warga juga. Seperti di Gang Rahayu Jalan Rakuta Sembiring, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Martoba.
Karena bekas galian ditumpuk begitu saja, sepeda motor yang keluar masuk gang harus melintas satu persatu. Sementara, proyek dari PRKP Kota Siantar itu juga misterius karena tidak ada plang proyek.
“Gara-gara tanah yang digali itu tidak diangkat, kami marah sama pekerjanya. Sudah jalan licin waktu hujan, waktu panas terik banyak abu masuk rumah. Tapi, sampai sekarang tetap dibiarkan,” ujar ibu rumah tangga yang depan rumahnya digali untuk pembangunan drainase.
Sementara, soal proyek tanpa menggunakan plang yang materialnya juga menumpuk, ditemukan di Jalan Sudirman sekitar 1 meter dari jembatan sungai Bah Bolon. Hanya saja, di lokasi tumpukan material dibuat poster dengan kata-kata,” Maaf jalan anda terganggu,”.
Ketika soal proyek fisik yang membuat kota Siantar tampak semrawut itu dikonfirmasi kepada Plt PUTR, Sofyan Purba, mengucapkan terimakasih atas informasinya. Untuk itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai pengawas segera diintruksikan supaya menegur para rekanan yang tidak memperdulikan kepentingan umum.
“Ya, kita sudah sampaikan kepada rekanan pelaksana proyek supaya material bekas galian segera diangkut. Atau minimal dibuat penutup dan jangan sampai memakan badan jalan. Begitu juga proyek tanpa plang harus dipasang,” ujar Sopian Purba.
Dijelaskan, saat ini banyak proyek yang sedang dalam pekerjaan karena sudah dilakukan kontrak kerja. “Kalau berapa banyak yang sedang dikerjakan, saya kurang tau persis, ini saya sedang di Kementrian PUPR,” ujar Sopian Purba melalui telepon seluler
Ternyata, beberapa saat setelah Plt PUTR Sopian Purba dikonfirmasi, khusus tumpukan galian di Jalan Jawa diangkut pihak pihak CV Dinamika Jaya Amerta sebagai pelaksana proyek dengan menggunakan truk. (In)