SIANTAR, SENTERNEWS
Setelah melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan sebelum penuh, para guru dan yayasan Islam Terpadu (IT) gelar halal bihalal di TK Cenmdikia, Jalan Masjid, Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, Selasa (8/4/2025).
Wira Hadi Usna sebagai Ketua Panitia melalui sambutannya mengatakan, orang yang mulia itu bukan orang yang minta maaf. Tetapi orang yang bisa memaafkan sebelum orang minta maaf. “Untuk itu, melalui acara halal bihalal yang terdiri dari para guru dan yayasan tiga unit seperti TK, SD dan SMP ini, kita semua bisa saling saling memaafkan,” ujarnya.
Sementara, Ketua Yayasan IT Cendikia, Freddy Marulakana Naibaho melalui sambutannya kepada puluhan guru dan kepala sekolah yang hadir mengatakan, IT Cendikia diharap semakin maju, soleh dan seluruh guru serta anak didik semakin baik.
“Kedepan, sekolah kita baik TK, SD dan SMP semakin maju dan pihak yayasan serta seluruh guru mampu memberikan solusi terbaik apabila menghadapi masalah,” katanya sembari menghaturkan mohon maaf dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjuang untuk kemajuan sekolah.
Selanjutnya, Al Ustadz Fahrudin Sagala melalui tausiahnya memaparkan tentang halal bihalal sebagai ajang silaturahmi untuk saling maaf memaafkan. Sehingga setelah melewati bulan Ramadhan kembali terlahir suci.
“Siapa yang pernah berbuat zolim kepada saudaranya, maka mintalah kehalalan di bulan Syawal untuk bermaaf-maafan. Kalau terkait harga diri, minta maaflah karena setelah dunia berakhir tak ada lagi kata maaf dan seluruh harta dan tak bermanfaat lagi,” katanya.
Kemudian, kalau sampai saat ini ada yang masih bertikai, ibadah tidak bernilai di mata Allah. Untuk itu, di bulan Syawal ini harus saling memaafkan, menghalalkan. Sehingga goresan luka yang ada di hati terhapuskan.
“Saling memaafkan akan memberi rezeki dan silaturahim kepada sesama dan menjadi suatu energi. Memutuskan hubungan silaturahim hukumnya haram. Maka jaga lisan, jangan mengubah dan memfitnah,” beber Fakhruddin Sagala lagi.
Sementara, para guru diminta selalu ihklas dalam melaksanakan profesi meski tetap mengharap balasan sebagai jasa. Tapi, harus selalu memperbaiki ketulusan dan itu yang bernilai di hadapan Allah. “Orang yang mengajarkan ilmu, qoriah tak akan diberi balasan karena tidak tulus atau ikhlas. Maka faktor pendukung adalah ikhlas,” ujarnya.
Di penghujung acara halal bihalal para guru tampak saling bersalaman, Kegiatan itu juga diwarnai dengan game, tukar kado antar guru dan yayasan serta pemberian hadiah. (In)