SIANTAR, SENTER NEWS
Hujan deras mulai sore hingga malam hari membuat sejumlah lokasi di Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar tergenang. Bahkan, Sholat Tarawih di Mushollah Al Ikhlas, Kelurahan Teladan, belakang Taman Hewan jadi terkendala karena banjir, Kamis malam (23/3/2023).
Ustad Narimo sebagai pengurus mushollah Al Ikhlas membenarkan Sholat Tarawih terkendala karena banjir. Untuk itu, bersama warga terpaksa harus bergotong royong menguras air yang tingginya sampai selutut orang dewasa. Kemudian, karpet juga basah dan kotor bercampur lumpur.
“Kalau hujan deras berlangsung lama, air masuk ke mushollah dan banjir. Kalau sudah begitu, tak bisa lagi digunakan untuk sholat,” ujar Ustadz Narimo sembari mengatakan bahwa air bisa diantisispasi tidak memasuki nushollah kalau di sekitar lokasi dibangun tembok.
Karena, warga atau jemaah tidak punya dana, permasalahannya sudah beberapa kali disampaikan kepada pemerintah setempat. Namun, sampai saat ini tidak jelas kapan direalisasi. Sehingga, Pemko terkesan tidak perduli dengan keberadaan rumah ibadah yang memang butuh perhatian.
“Harapan kita kepada Wali Kota dapat memperhatikan musollah ini dengan membangun tembok tinggi. Jadi kalau hujan deras, mushollah tidak lagi kebanjiran seperti sekarang,” ujar ustadz Narimo lagi.
Hal senada disampaikan, Fery Budiman warga setempat. Kalau hujan deras berlangsung lama, masyarakat belakang Taman Hewan selalu bergotong royong membersihkan mushollah. Termasuk melibatkan anggota Pemuda Pancasila Kecamatan Siantar Barat.
Untuk itu, Pemko melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diminta segera membangun tembok setinggi dua meter supaya air tidak masuk ke mushollah.
Terkait banjir di Mushollah Al Ikhlas, sudah ditinjau Andika Prayogi Sinaga SE ketua Komisi 1 DPRD Kota Siantardan menyatakan prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi pelaksanaan ibadah saat bulan Ramadhan jadi terkendala.
“Ya, kita prihatin. Karena mushollah banjir yang tingginya hampir setengah meter, jemaah jadi tak bisa Sholat Tarawih,” ujar Andika yang jjuga mengatakan bahwa di Kelurahan Teladan ada empat titik rawan banjir.
Masing-masing di Gang Anggrek. Karena banjir, tembok mushollah pecah, lantainya amblas dan dinding mushollah retak. “Kalau soal mushollah di Gang Anggrek ini sudah saya tinjau bersama BPBD. Tapi, saya heran mengapa sampai sekarang tidak diperbaiki juga,” ujarnya.
Selain itu, lokasi rawan banjir lainnya terdapat di Jalan Simbolon. Banjir terjadi karena tembok penyanggah terlalu pendek. Sementara, drainase di depan gereja GKI Jalan Gunung Simanuk-manuk sudah lama tidak berfungsi. Sehingga, kalau hujan deras tiba, air turut menggenangi rumah-rumah warga sekitar.
“Saya minta Pemko harus peka dengan kondisi lingkungan sekitar pemukiman masyarakat. Khususnya terkait dengan kondisi mushollah di belakang Taman Hewan yang selalu banjir. Karena itu, ummat Islam yang beribadah khususnya saat bulan suci Ramadhan, menjadi tidak nyaman,” ujar Andika Prayogi Sinaga mengakhiri. (Ab)