SIANTAR, SENTERNEWS
Saat hujan tiba, warga Pondok Legok, Jalan Maluku, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar selalu was-was. Bahkan, masih tetap meradang karena masalah yang sudah bertahun-tahun dihadapi, tak kunjung usai.
Seperti saat hujan yang tercurah deras, mulai jam 05.00 Wib sampai jam 07.00 Wib pagi, Minggu (29/10/2023). Kondisi pemukiman warga yang letaknya berada di bawah badan jalan digenangi air sampai sepinggang orang dewasa.
Akibatnya, sejumlah warga yang akan melakukan aktifitas begitu terganggu. Misalnya kesulitan mendorong gerobak untuk berjualan serapan pagi. Sementara, aliran air yang berada di samping rumah warga, bagai anak sungai yang terus mengalir ke pemukiman.
“Beginilah kalau hujan tiba dan kondisi seperti sekarang sudah biasa kita alami. Tadi pagi waktu saya mau berangkat ke masjid sholat subuh sudah mulai banjir,” kata Pak Ian Nasution yang berdiri di mulut gang sembari menunjukkan genangan air di Pondok Legok itu.
Dijelaskan, air yang melimpah kepemukiman berasal dari Jalan Rajamin Purba depan SMP Negeri I. Bahkan, ada saluran air yang tumpah dari lingkungan SMPN I, mengalir deras melewati pemukiman warga hingga airnya menggenang di Pondok Legok.
Dijelaskan, pemerintah memang penah datang melakukan peninjauan. Namun, sampai saat ini belum juga ada aksi nyata melakukan solusi terbaik. Dijelaskan, air yang mengalir dari Jalan Rajamin Purba itu menurutnya dapat dibagi menjadi dua aliran mengarah ke Jalan Jawa yang drainasenya sudah diperbaiki dan cukup lebar.
“Kalau air dibagi dua, bisa dengan memperbesar drainase di Jalan Seram dan satu lagi di Jalan Maluku ini. Sehingga, debit air yang datang dari bagian atas dapat ditampung. Kita dari warga pernah menyampaikan ini langsung kepada bapak anggota dewan Andika Prayogi,” kata Pak Ian.
Harapan Pak Ian dan para warga lainnya, Pemko Siantar melalui dinas terkait dapat memberi pelayanan terbaik kepada warga yang masih terus meradang saat hujan hingga mengundang banjir.
“Paling meresahkan, kalau hujan malam hari. Kita terpaksa harus berjaga-jaga dan memindahkan barang-barang ke tempat lebih tinggi karena banjir bisa sampai sepinggang orang dewasa, ” kata warga lainnya.
Saat hujan reda, air berangsur-angsur surut tetapi tetap menunggu beberap saat. Setelah itu, warga harus membersihkan rumah yang telah dipenuhi lumpur. Kemudian, kursi maupun barang yang basah terpaksa dijemur.
“Kalau musim hujan seperti sekarang dan selalu mendung tidak ada sinar matahari, kita harus sabar dan inilah yang selalu dihadapi warga Pondok Legok,” kata warga.

Terpisah, anggota DPRD Siantar, Andika Prayogi mengatakan, permasalahan Pondok Legok sudah beberapa disampaikan kepada Pemko Siantar melalui Dinas terkait. Bahkan, melalui rapat paripurna beberapa waktu lalu, masalah itu merupakan salah satu rekomendasi yang disampaikan kepada Wali Kota.
“Saat kita melakukan reses beberapa waktu lalu, ada langsung menyampaikan keluhan soal Pondok Legok dan saat itu dihadiri Kadis PRKP Kota Siantar. Untuk itu, kita akan terus mendorong supaya Pemko Siantar segera melakukan akasis nyata bagaimana mengantisipasi banjir yang sudah bertahun-tahun dialami warga,” katanya.
Beberapa waktu lalu, Kadis PRKP Kota Siantar, Risfani Sidauruk mengatakan, soal antisipasi banjir di Pondok Legok sudah mereka tinjau. Hanya saja, perlu kerjasama dengan Dinas PUPR. “Ya, kita harus berkoordinasi,” ujarnya singkat. (In)