SIANTAR, SENTERNEWS
Terkait belum ditemukannya IPTU Tomi Marbun yang hilang saat melakukan operasi di Papua Barat, ribuan warga Siantar gelar aksi solidaritas damai dan penyalaan 1000 lilin di depan Mapolres Siantar, Senin (23/6/2025).
Aksi yang digelar mulai pukul 1`5.10 WIB itu, bergerak dari rumah orang tua IPTU Tomi Marbun di Jalan Dalil Tani, Simpang Jalan Gunung Sibayak No 4 Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur.
Massa yang mengusung ratusan poster bergambar IPTU Tomi Marbun dan istri serta seorang anak bergerak menelusuri Jalan Vihara, Jalan Sutomo dan sempat berhenti di depan Pasar Horas sambil melakukan orasi.
“Putra terbaik Kota Siantar, IPTU Tomi Marbun telah hilang dan sampai enam bulan ini tidak diketahui dimana keberadaannya. Untuk itu kami warga kota Siantar meminta kepada negara agar turut bertanggungjawab ,” kata Rocky Marbun melalui orasi yang menggunakan pengeras suara berupa sound sistim.
Selanjutnya, aksi yang mendapat perhatian dari masyarakat dan pengguna jalan raya itu berhenti di depan Mapolres Siantar, Jalan Sudirman dengan pengawalan pagar betis dari puluhan aparat kepolisian.
Pada kesempatan itu, Elfrida br Gultom sebagai ibu dari IPTU Tomi Marbun menyuarakan suara hatinya. “Kami pihak keluarga minta kepastian kepada negara dimana keberadaan anak kami,” katanya.
“Kalau dinyatakan meninggal, mana mayatnya? Kalau dikatakan hilang kenapa tidak dicari? Buktinya sampai sekarang belum diketahui dimana keberadaannya,” katanya lagi sembari menitiskan air mata.
Setelah massa aksi berorasi secara bergantian, Bismar Sdiahaan sebagai koordinator aksi membacakan pernyataan sikap yang diantaranya, Negara melalui Presiden, Wakil Presiden Panglima TBI, Kapolri, menteri HAM, Komnas HAM harus bertanggungjawab atas hilangnya IPTU Tomi Marbun tanggal 17 Desember 2024.
Periksa seluruh alat komunikasi yang digunakan Bripka RolandoManggapouw, Wakapolres Kompol Ade Luther Far-Far, serta Kapolres AKBP Dr.Choiruddin Wachid, sejak tanggal 2-31 Desember 2024.
Periksa senjata dan sisa peluru seluruh personel, termasuk yang berada dalam longboat bersama IPTU Tomi Marbun serta audit menyeluruh terhadap alat komunikasi dan senjata api yang digunakan dalam operasi.
“Pemeriksaan terhadap personel yang melakukan penembakan terhadap individu bernama Martin, yang disebut sebagai anggota KKB, guna menelusurí kemungkinan salah sasaran,” kata Binsar Siahaan.
Kemudian, periksa personel yang menyampaikan informasi tidak akurat kepada keluarga korban. Lakukan pengulangan pencarian ke empat secara menyeluruh di titik lokasi hilangnya IPTU Tomi Marbun, dengan dugaan kuat bahwa beliau bukan tenggelam. Melainkan mengalami tindakan kekerasan, termasuk kemungkinan penembakan dan penguburan tanpa prosedur resmi.
Kapolri harus segera membentuk TIM PENCARI FAKTA TAHAP IV secara independen; Audensi resmi dengan Kepala Basarnas agar dilakukan operasi pencarian ulang, Komisi lIl DPR RI diminta kembali mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama keluarga dan Tim Bantuan Hukum.
Jelang beberapa saat, Kapolres Siantar AKBP Sah Udur TM Sitinjak SH SIK menemui massa aksi dan disambuta massa aksi dengan aplusan positif.
”Saya memahami aspirasi yang disampaikan untuk minta kepastian terhadap keberadaan IPTU Tomi Marbun sebagai adik junior kami. Untuk itu, siap saya sampaikan kepada pimpinan atasan,” kata Kapolres.
Lebih lanjut, Kapolres meminta kepada semua pihak untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar memberi petunjuk dimana keberadaan IPTU Tomi Marbun. “Kami dari pihak Polres tentu akan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,” kata Kapolres yang melakukan dialog secara kekeluargaan dengan massa aksi.
Pada malam harinya, massa aksi akhirnya memasang seribu lilin di depan Mapolres Siantar dan sekitar pukul 19.30 WIB, berdoa untuk kemudian membubarkan diri dengan tertib. Namun, pada kesempatan berbeda akan tetap melakukan aksi lanjutan. (In)