SIANTAR, SENTERNEWS
Mengejutkan, Renova Suryani Panjaitan (38) berstatus ASN Dinas Kesehatan Kota Siantar, istri oknum Polisi ditemukan tergantung bunuh diri di rumahnya kompleks Perumahan Pondok Indah Naga Huta, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Siantar, Rabu (1/11/2023).
Informasi yang diperoleh setelah jenazah dievaluasi pihak Inafis Polres Siantar ke Ruang Jenazah RSUD Djasamen Saragih, Kota Siantar, pertama kali menemukan korban tergantung di kamar dekat dapur rumahnya sekira jam 06.10 Wib, suami korban sendiri AIPTU Jefri Gultom (37) yang bertugas di Polres Simalungun.
Korban dengan 3 orang anak yang masih kecil itu tergantung dengan menggunakan tali nilon, memakai sal di leher, kaos lengan panjang warna coklat dan celana panjang warna hitam, pakai kaos kaki.
Sementara, di halaman ruang jenazah, tampak sejumlah personel Polres Siantar. Di antaranya, Kasat Reskrim AKP Banuara Manurung dan sejumlah personel Polsek Siantar Martoba. Selan itu, ada sejumlah pegawai berpakaian dinas kesehatan yang mengaku sebagai teman kerja korban. Korban sendiri dikatakan memang pendiam. Bahkan, beberapa hari terakhir sering menyendiri seperti memilik masalah.
Jelang beberapa saat ibu korban boru Sibarani dan keluarga datang dari Laguboti, Kabupaten Toba. Saat turun dari mobil langsung menangis dan tangisan itu akhirnya pecah saat memasuki ruang jenazah yang pintunya sengaja ditutup.
Selanjutnya, pihak keluarga tampak berdiskusi dengan pihak Kepolisian. Awalnya korban yang akan di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi, dibatalkan. Karena pihak keluarga meyakini korban meninggal karena bunuh diri. Sehingga, korban akhirnya langsung dibawa ke kampung halaman suami di Desa Gaja, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.
Sementara, Informasi dari pihak Polres Siantar mengatakan, korban diperkirakan mengakhiri hidupnya sekira jam 06.10 Wib. Bahkan pihak Polres telah melakukan olah TKP. Sekaligus meminta keterangan dari sejumlah saksi yang tiada lain adalah para tetangga korban.
Suami korban kepada pihak kepolisian mengatakan, pada bulan Mei 2023 lalu sejak dipindahkan kebagian Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Siantar, korban selalu pulang lama-lama dengan alasan pekerjaan sangat padat. Sehingga korban tidak sempat mengurus sekolah anak-anak dan rumah tangga.
Bahkan korban dikatakan sering merenung di rumah dan ditempat pekerjaan.
Menyikapi perubahan itu , suami korban sempat mengatakan, kalau memang tidak betah di pekerjaannya, biar diurus. “Namun korban menjawab sudah saya urus, tapi tidak berhasil,” kata kepolisian melalui keterangan pers.
Sebelumnya, dijelaskan, sebelum korban mengakhiri hidupnya, Selasa,( 31/10/2023), sekira jam 20.00 Wib, suami korban tiba di rumah. Saat itu, menemukan istri dan anak-anaknya sedang beraktivitas. Dan, sekira jam 21.30 Wib korban bersama anaknya paling besar beranjak ke kamar tidur 1.
Sedangkan suaminya masih mengerjakan berkas pekerjaan kantor sampai jam 23.00 Wib, danbersama 2 anaknya tidur di kamar berbeda.
Selanjutnya, Rabu, (1/11/2023) sekira jam 06.05 Wib , suami korban terbangun dan curiga karena biasanya korban membangunkan suaminya dan anak-anak setiap paginya. Bahkan, anaknya sempat bertanya kepada ayahnya atau suami korban tentang keberadaan ibunya. Namun, sang suami tak menjawab dan melangkah ke arah dapur. Saat membuka dabel pintu atas dapur, melihat korban dalam keadaan tergantung dan tidak bernyawa.
Selanjutnya suami menghubungi Kapolsek Martoba serta Personil Opsnal Sat Reskrim yang dipimpin Kanit Jatanras Polres Siantar bersama Kanit Reskrim Polsek Siantar Martoba, personil SPKT serta tim INAFIS Polres Siantar.untuk mengevakuasi jenazah korban ke ruang jenazah RSUD Djasamen Saragih.
Terpisah, pihak kepolisian membenarkan bahwa korban tidak jadi di outopsi ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi. Sehingga hanya menjalani visum luar. “Pihak keluarga sudah menandatangi pernyataan tidak keberatan,” ujar salah seorang personel Polisi sebelum jenazah dibawa ke Desa Gaja, Kabupaten Asahan sekira jam 16.30 Wib. Diiringi pengawalan mobil dari Polres Simalungun. (In)