SIANTAR, SENTER NEWS
Barang antik yang termasuk langka seperti Sepeda Onthel, ternyata masih banyak diminati warga Kota Siantar. Pasalnya, selain memiliki kesan sendiri bagi para penggunanya dibanding sepeda lain, juga dapat dijadikan untuk berolahraga.
Karena memiliki kegemaran yang sama, akhirnya dibentuk wadah, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Kota Siantar. Memiliki sekretariat di Jalan Ade Irma Suryani, Kota Siantar. Pembentukan komunitas, bukan hanya sekedar alat untuk berolahraga. Lebih dari itu juga sebagai wadah bersama untuk saling tukar menukar informasi dan menjalin kekeluargaan.
M Irsan Nasution (30) sebagai Ketua KOSTI Kota Siantar mengatakan, sebelum pembentukan KOSTI Kota Siantar lebih dulu dibentuk Komunitas Ontel Siantar Man (Kosman) tahun 2008. “Kemudian, terbentuk KOSTI Kota Siantar tahun 2019,” ucapnya, Sabtu (19/11/2022).
“Jumlah pengemar Sepeda Onthel yang bergabung di KOSTI seluruh Indonesia, lebih dari satu juta. Kalau di Kota Siantar termasuk yang di luar KOSTI diperkirakan sebanyak 30 orang dari 30 orang itu, jumlah Sepeda Onthel diperkirakan diu Siantar diperkirakan ada 100 unit,” ucapnya.
Dijelaskan, terbentuknya KOSTI di Siantar berawal dari sekelompok orang yang memiliki kesamaan hobi mengoleksi sepeda tua jenis onthel. Selanjutnya, para penggemar Sepeda Onthel mulai bersepeda bersama di seputaran Jalan sekitar Lapangan Adam Malik dan Lapangan Merdeka atau Taman Bunga, setiap Minggu sekitar pukul 07.00 WIB.
“Anggota KOSTI Kota Siantar terdiri dari beragam usia tanpa memandang jenis kelamin seperti perempuan atau lelaki. Mulai dari berusia dari 15 tahun sampai 65 tahun. Sepeda Onthel yang kami kendarai rata-rata produksi tahun 1930 dengan jenis RaIeigh dan Valuas,” ungkapnya.
Bicara soal Sepeda Onthel, ternyata bukan produk dalam negeri atau Indonesia. Melainkan berasal dari Jerman, Inggris dan Belanda. Bahkan, Sepeda Ontel yang ada sekarang, usianya sudah cukup tua. Sehingga, dapat disebut sebagai warisan sejarah karena sudah ada sejak Kolonial Belanda.
“Sepeda Onthel sudah akrab dalam sejarah bangsa Indonesia sejak 1940-an. Kemudian, jumlahnya semakin banyak pada era 1960. Jadi, sekarang kita turut melestarikan dengan menjaga barang tua dan langka,” ujar M Irsan Nasution sembari mengatakan, KOSTI Kota Siantar kerap tampil dalam berbagai kegiatan.
Lebih lanjut dikatakan, Sepeda Onthel yang ada di Kota Siantar berasal dari para keturunan atau merupakan warisan dari para orang tua maupun dari kakek kakeknya. Kalau soal harga per unit tergantung dari peminat yang mencari. Bahkan bisa saja dinilai seharga Rp 5 juta.
Karena mengenderai sepeda memiliki banyak manfaat selain untuk berolahraga, juga mengurangi polusi udara yang terjadi akibat sesaknya asap knalpot kenderaan. Untuk itu, Pemko diharap dapat menyediakan jalur untuk bersepada di Kota Siantar.
“Ya, selain memberi rasa aman dan nyaman, Pemko Siantar diharap membuat sejumlah jalur sepeda. Keberadaan jalur sepeda juga efektif untuk mengajak masyarakat meninggalkan kendaraan bermesin milik pribadi,” jelas M Irsan Naasution.
Di penghujung perbincangan, KOSTI dikatakan memiliki satu tekad untuk melestarikan Sepeda Onthel agar tidak punah dengan motto, “Satu Sepeda, Sejuta Saudara!”. “Kita juga mengajak masyarakat untuk berolahraga sepeda agar kesehatan tetap terjaga,” ujarnya mengakhiri. (Jr)