SIANTAR ,SENTER NEWS
Curah hujan yang merata sejak subuh sampai menjelang jam 15.20 Wib, membuat aktifitas perekonomian di Kota Siantar menjadi sepi. Pasalnya, para pedagang makanan dan pedagang lainnya kehilangan pembeli. Namun, demikian, sejumlah pedagang es malah ada mengatakan masih untung.
“Yah hujan memang sempat deras, mulai subuh dan terus agak reda. Coba pagi-pagi cerah atau tidak mendung dan hujan datang menjelang siang, aku pasti sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk jualan. Jadi, wajar aku bilang masih untung,” ujar Ono (23). pedagang es cendol yang tinggal di Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara, Minggu (11/12/2022) sekira jam 11.00 Wib.
Karena memang tidak mempersiapkan dagangan seperti memeras santan, membeli es batu maupun menjerangkan gula merah karena sudah berencana untuk tidak berjualan, Ono yang mengenal kru Senter News ini mengaku terpaksa hanya berdiam diri di rumah.
“Kek mana mau jualan? Kalau jualan siapa yang beli? Apalagi cuaca dingin seperti ini. Pokoknya, kalau jualan pasti rugi walaupun kalau tidak jualan tidak ada penghasilan,” ujarnya sembari mengatakan bahwa saat ini sering hujan karena memang musimnya.
Sementara, pedagang es dawet di Kelurahan Tomuan, Kecamatan Siantar Timur mengatakan senada. Karena hujan berlangsung sejak subuh, sengaja tidak mempersiapkan dagangan. “Memang ngggak jualan,” ujar Barum salah seorang penjual Es Dawet.
Sejak hujan yang berlangsung mulai subuh sampai sekira jam 15.00 Wib, pusat Pasar Horas dan Pasar Dwikora atau Pajak Parluasan sepi. “Nggak ada yang beli,” ujar seorang “inang-inang”, pedagang sayur mayur di lantai dasar Pasar Horas Geung IV.
Para pedagang mengatakan, hujan membuat masyarakat enggan berbelanja. Kalaupun ada yang berbelanja hanya beberapa orang. Bahkan, ada pedagang mengaku baru buka dasar pada siang harinya. “ Ini aja baru buka dasar,” ujar pedagang sayur mayor yang membuka usahanya tak jauh dari Pos Polisi Pasar Horas, Jalan Merdeka.
Kemudian, pantauan di sekitar Pasar Horas, ditemukan sejumlah kios yang tutup. Sementara, sejumlah pertokoan di areal perkotaan memang sepi. Bahkan, para pelayan toko seperti toko-toko penjual telepon seluler atau sejenisnya, lebih banyak diam di tempat.
Demikian juga dengan aktifitas angkutan umum seperti mobil pengangkutan umum (Mopen), becak maupun Gojek. Bahkan, khusus Mopen malah jarang ditemukan melintas sesuai trayek masing-masing. Sehingga, tempat mangkal atau stasiun Mopen di sekitar Pasar Horas tampak lengang. (In)