SIANTAR SENTERNEWS
Meski sudah disuarakan tahun 2024 lalu, para pembalap legendaris Kota Siantar kembali berharap agar balapan resmi seperti Road Race yang sudah “mati suri” selama delapan tahun diberi “nyawa” untuk dapat hidup lagi.
Seperti disampaikan para “Winger” atau pembalap senior Kota Siantar yang telah menjajal sejumlah sirkuit melalui berbagai event tingkat regional, nasional bahkan internasional. Antara lain, Johannes Tarigan, Donna Panggabean, Rudi Unan dan Arief Nemora.
“Kita sangat prihatin, di Kota Siantar tidak ada lagi yang perduli dengan event Road Race,” kata Donna Panggabean, Jumat malam, (19/07/2025).
Dijelaskan, anak muda Kota Siantar banyak berbakat dan punya skill mumpuni untuk terjun dalam berbagai event Road Race agar dapat menjadi pembalap profesional.
Namun, karena ketiadaan wadah menjajal kemampuan, potensi anak muda Siantar yang punya nyali besar itu, berpotensi menjadi salah arah menjadi pembalap liar yang sangat beresiko dan meresahkan masyarakat.
Sementara, pekan depan tanggal 26-27 Juli 2025 di Medan akan berlangsung Sumatera Cup Prix Season II di Sirkuit IMI Multi Pancing Sumut.
“Kepada semua pihak, terutama Pemko Siantar sudah saatnya mengembangkan bibit-bibit muda menjadi profesional,” kata Donna Pangabean didampingi Johanes Tarigan dan beberapa pembalap senior lainnya dalam suatu diskusi “kecil” yang turut dihadiri anggota DPRD Siantar, Andika Prayogi Sinaga.
Pada dasarnya, para pembalap Kota Siantar sangat berharap Road Race yang sudah “mati suri” selama delapan tahun, agar diberi “nyawa” agar hidup kembali. Sehingga, bakat-bakat muda para pembalap kota Siantar dapat diorbitkan ke jenjang lebih tinggi.
Untuk itu, para pelaku dan pecinta Road Race di Kota Siantar tersebut berencana menyampaikan “kegalauan” mereka secara resmi kepada DPRD Siantar maupun kepada Walikota sebagai aspirasi kaum muda.
Sementara, anggota DPRD Siantar, Andika Prayogi Sinaga yang turut berbincang-bincang dengan para pembalap senior itu menyatakan, wajar para anak muda khususnya, berharap event Road Race di Kota Siantar dihidupkan kembali karena selama ini memang vakum.
“Banyak anak muda Siantar punya skill di bidang balap sepeda motor dan itu cukup menonjol. Karenanya, memang jangan pernah diabaikan ,” kata politisi Partai Hanura yang ternyata juga pernah terjun sebagai “Winger”.
Melalui event Road Race di Kota Siantar, kemampuan anak muda Siantar menurutnya dapat diasah agar lebih tajam untuk terjun menjadi pembalap profesional. Selain dapat mengharumkan nama kota Siantar sampai tingkat nasional bahkan internasional, kiprah anak muda itu lebih teraarah untuk meraih masa depan yang lebih baik.
“Kalau anak muda Kota Siantar memiliki prestasi, dapat terhindar dengan prilaku negatif yang merusak masa depan mereka. Selain itu, juga mengangkat harkat atau nama baik keluarga,” kata Andika Prayogi.
Karena ketiadaan wadah atau event resmi, tidak sedikit anak muda Kota Siantar harus melampiaskan hobby melalui balap liar dengan ugal-ugalan di jalanan raya. Selain mengancam keselamatan pribadi, juga meresahkan masyarakat.
“Aksi ugal-ugalan di jalanan melalui balap liar itu malah menjadi tontonan. Padahal, sangat beresiko bagi diri sendiri, penonton dan pengendera lain yang menggunakan jalan raya,” imbuh Andika Prayogi.
Dijelaskan juga, aksi balap liar sudah banyak mengambil korban nyawa dan luka-luka. Meski pihak Kepolisian melakukan razia, balapan liar itu tetap marak. Terutama pada malam minggu atau malam libur.
“Kalau anak muda kota Siantar khususnya yang berminat dalam olahraga Road Race ingin menyampaikan aspirasi kepada DPRD dan kepadaWalikota, tentu sangat positif dan perlu didukung,” kata Andika mengakhiri. (Ad)