SIANTAR,SENTERNEWS
Soal pembangunan tugu Raja Siantar, Sangnauluh Damanik yang masih tetap menjadi polemik, kembali menuai pendapat dari sejumlah elemen masyarakat Simalungun. Bahkan, ada indikasi soal ada permainan yang dapat menimbulkan masalah baru.
Seperti disampaikan Ketua Partuha Maujana Simalungun (PMS) Kota Siantar, Kawan Jatinggi Purba yang menyatakan bahwa pembangunan tugu Sang Naualuh Damanik tersebut sudah lama direncanakan tetapi tidak kunjung direalisasi.
“Pembangunan tugu Sangnaualuh Damanik merupakan hutang kepada Bumi Habonaron Do Bona Kota Siantar yang harus dilunasi. Artinya, Pemko dan DPRD Siantar atau eksikutif dan legislatif jangan bermain-main,” kata Kawan Jatinggi Purba, Rabu (27/12/2023).
Dijelaskan, Raja Siantar Sangnaualuh Damanik bukan saja milik warga Simalungun. Sebagai “Sipukka Huta” merupakan seorang pahlawan yang merupakan milik warga Kota Siantar. Sehingga, sangat tidak elok kalau rencana pembangunan tugu seperti dipermainkan.
“Kalau dipermain-mainkan, saya kira itu sama saja dengan pelecehan. Jadi, kalau pun ada masalah soal pembangunan, tentu harus ada solusi. Siapapun yang membangun silahkan,” tegasnya sembari mengatakan semua masalah dapat diselesaikan dengan duduk bersama.
Ditegaskan juga, apabila tugu Raja Siantar tidak juga dibangun, bukan tidak mungkin menuai masalah baru yang dapat membuat situasi menjadi tidak kondusif. Karenanya, eksikutif dan legislatif harus punya niat baik mengajak berbagai elemen masyarakat khususnya masyarakat Simalungun untuk duduk bersama.
Pasca disahkannya APBD Siantar Tahun Anggaran 2024, belum ada kejelasan dari pihak Pemko melalui dinas terkait bagaimana tindaklanjut pembangunan tugu yang rencananya akan dibangun di sekitar Taman Makam Pahlawan Nagur, pangkal Jalan Sangnauluh Damanik.
“Kita ingin ada transparansi bagaimana tindaklanjut dari pembangunan tugu itu. Jangan ditutup-tutupi supaya tidak mengundang pandangan negatif. Sekali lagi, jangan gara-gara ada permainan, akhirnya kita merasa dipermainkan. Jangan sempat kota Siantar tidak kondusif karena itu,” tegasnya lagi mengakhiri.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS), Lisman Saragih mengatakan soal pembangunan tugu Sangnaualuh Damanik jangan justru semakin meruncing. Pasalnya, sejak tahun 2013 lalu, belum juga direalisasi sampai sekarang.Untuk itu, apapun alasannya, harus punya kepastian yang jelas.
“Kalau DPRD Siantar minta supaya pembangunan dilakukan Pemko silahkan. Tapi, kalau tidak, itu sama saja seperti mempermainkan etnis Simalungun yang selama ini sudah terlalu sabar,” Lisman Saragih.
Sekedar informasi, sebelumnya melalui rapat kerja pembahasan Rancangan APBD Siantar Tahun Anggaran 2024, Komisi III DPRD Siantar menyatakan sangat setuju tugu Sangnaualuh Damanik dibangun dan segera berdiri. Namun, soal regulasinya perlu diperbaiki.
Hal yang dipermasalahkan, mengapa dana hibah Rp 5 miliar diberikan kepada pihak ketiga untuk membangun di lahan milik atau asset Pemko Siantar. Karenanya, dana hibah minta dievaluasi dan itu juga menjadi rekomendasi DPRD Siantar yang disampaikan pada pengesahan APBD Siantar tahun 2024 beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, soal pembangunan Tugu Sangnauluh sebenarnya sudah mulai direncanakan sejak tahun 2013 lalu. Lokasi pertama direncanakan di taman segi tiga Jalan Sangnaualuh-Sutomo. Kemudian, pindah lagi ke Taman Bunga atau Lapangan Merdeka.
Selanjutnya pindahkan lagi ke Lapangan H Adam Malik yang malah sempat dilakukan peletakan batu pertama. Rencana terakhir akan dibangun di sekitar taman segi tiga Jalan Sangnaualuh-Sutomo yang saat ini sudah mulai ditata. (In)