SIANTAR, SENTERNEWS
Pembongkaran lapak liar di Simpang Jalan Bah Bolon, Lorong IV Kelurahan Sigulanggulang, Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar, kisruh. Pasalnya personel Satpol PP Pemko Siantar bersama Tim Gabungan dihadang massa, Kamis (7/12/2023).
Awalnya, sekira jam 09.00 Wib, puluhan personel Satpol PP turun dari truk Dalmas, didampingi Tim Gabungan dari TNI, Denpom, Bagian Hukum Pemko Siantar, Dinas PRKP (Pemukiman Rakyat dan Kawasan Pemukiman), pihak kecamatan dan kelurahan setempat.
Dengan gerak cepat, bongkar lapak milik br Hutapea yang dijadikan usaha doorsmer atau cuci sepeda motor, tetapi pagi itu belum dibuka. Setelah lapak rata dengan tanah, masyarakat berdatangan dan berangsur-angsur semakin ramai.
Massa menghadang personel Satpol PP yang akan membongkar lapak penjual striker dan jok sepeda motor di sebelahnya yang juga belum dibuka. Massa mendebat personel Satpol PP yang tampaknya masih ‘ngotot membongkar lapak yang disebut milik marga Napitupulu.
“Jangan Bongkar! Kalau mau dibongkar, bongkar semua yang mengganggu ketertiban umum. Seperti pedagang Parluasan yang berjualan di jalan sampai membuat lulintas macat,” teriak seorang ibu rumah tangga didampingi boru Hutapea pemilik lapak yang sudah di bongkar.
Kemudian, ada seorang lelaki berkemeja abu-abu bertanya kepada Kabid Penegakan Perda Satpol PP, Mangaraja Nababan, apakah ada izin pembongkaran. “Mana perintah pembongkaran. Jangan asal bongkar, kalau mau dibongkar banyak lagi yang melanggar peraturan. Mana surat pembongkaran?” kata lelaki itu.
“Ada, kami bawa surat perintah pembongkaran,” jawab Mangaraja sembari meminta personel Satpol PP lainnya mengambil surat pembongkaran dari mobil.
Ketika surat diperlihatkan, masyarakat komplin lagi karena alamat pembongkaran di Jalan Rakuta Sembiring Lorong IV. Sedangkan lapak yang dibongkar dan yang akan dibongkar berada di Jalan Bah Bolon.
Karena kekisruhan di lokasi yang hanya beberapa meter dari Jalan Rakuta Sembiring itu, arus lalulintas sempat macet. Sementara, Kakan Satpol PP Pariaman Silaen yang berada di lokasi mengatakan kepada awak media ini, pihaknya sudah tiga kali mengajukan surat peringatan kepada pemilik usaha. Tetapi tidak diindahkan.
“Kita bertindak sesuai prosedur untuk menertibkan lapak yang melanggar Perda. Kalau massa mengatakan harus menertibkan bangunan liar di lokasi lain, itu akan kita lakukan bertahap. Tidak bisa sekaligus,” ujarnya.

Dari penelusuran awak media ini, pembongkaran itu ternyata karena ada laporan warga bermarga Sinurat berstatus dokter yang buka praktek di rumahnya, berbatasan tembok dengan lapak liar. Bahkan, Ando Purba sebagai Lurah Sigulang-gulang sempat masuk ke rumah Sinurat untuk melakukan negoisisasi.
Setelah itu, Lurah menemui warga dan mengatakan, Sinurat keberatan dengan usaha doorsmer karena mesin penyemprot air untuk mencuci sepeda motor menimbulkan suara bising. Kemudian, samping pintu gerbangnya banyak sampah dan sangat mengganggu.
Bahkan, Lurah mengatakan kepada warga pemilik lapak agar lapak itu dipindahkan dan Sinurat dikatakan siap membantu biaya pemindahan. Pernyataan yang disampaikan Lurah tersebut ternyata tidak diterima dan warga mendukung pemilik lapak untuk tetap bertahan.
AKHIRNYA KENDOR
Saat massa begitu gencar mendukung pemilik kios untuk tetap membuka usahanya, hujan tiba-tiba turun dan massa akhirnya bubar meski tetap ada yang bertahan di bawah lapak dan berteduh di teras ruko sekitar lokasi.
Hasil pantauan di lokasi, saat hujan masih berlangsung, pemilik usaha striker bermarga Napitupulu masuk ke rumah Sinurat didampingi pihak Polisi dan TNI serta Kabid Penertiban Perda, Mangaraja Nababan.
Tak jelas apa yang diperbincangkan karena pintu gerbang rumah Sinurat ditutup dan dijaga agar tidak ada warga yang sembarangan masuk. Sekitar sekitar satu jam lebih setelah pertemuan selesai, personel Satpol PP dan lainnya keluar dari rumah Sinurat.
Ternyata, personel Satpol PP tampaknya mulai kendor untuk tidak lagi ngotot membongkara kios. Bahkan, di saat hujan itu, personel Satpol PP dan lainnya naik ke truk meninggalkan lokasi. “Lapak itu tak jadi dibongkar,” kata seorang personel Satpol PP.
Sementara, masyarakat yang sempat berkumpul menyambut dengan terikan “Horeee,”. Lambat laun akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (In)