SIANTAR, SENTERNEWS
Kondisi Pasar Horas dan Pasar Dwikora atau Pajak Parluasan Kota Siantar tidak nyaman dikunjungi masyarakat untuk berbelanja. Selain kondisinya kumuh, bau dan becek, copet juga selalu mengintai.
Kumuh dan beceknya kondisi kedua pasar tradisional itu ditemukan di bagian jalan antar balairung yang drainase atau paritnya sudah tidak berfungsi. Sehingga, saat musim hujan tiba seperti saat ini, air tergenang.
Khusus di Pasar Dwikora, saat masyarakat masuk ke bagian dalam, sudah harus siap melangkahi genangan air. Paling parah, masuk dari pintu tengah Jalan Patuan Nanggi menuju balairung lokasi penjualan ikan basah.
Bukan hanya lantai digenangi air berwarna kehitam-hitaman dan bau, lebih dari itu jarak antara lapak pedagang satu dengan yang lain begitu berdekatan. Sehingga para pembeli harus bersenggolan saat akan berpas-pasan.
“Sudah lama kios tempat berjualan ikan ini becek. Sampai sekarang tak jelas apakah akan diperbaiki atau tidak,” ujar Marni (43) seorang kunsumen yang setiap pagi membeli ikan untuk dijualnya kembali, Minggu (19/11/2023).
Tidak jauh beda dengan kondisi Pasar Horas. Saat hujan tiba, kanopi di antara jalan antar gedung yang bocor, membuat lantai becek dan butuh waktu untuk mengering karena parit sebagai saluran air tidak berfungsi. Lebih dari itu para pedagang harus menutup dagangannya pakai plastik agar tidak basah.
Sementara, soal kebocoran kanopi itu pernah diteriakkan pedagang saat Walikota dr Susanti Dewayani SpA mengunjungi Pasar Horas beberapa waktu lalu dalam rangka memantau kenaikan harga beras. Namun, sampai sekarang tidak kunjung diperbaiki Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PD HJ) sebagai pengelola Pasar Horas.
Hal lain yang kerap menjadi perhatian selain soal kumuh Pasar Horas, keberadaan copet yang siap mengintai para pengunjung juga menjadi perbincangan lain. Terbukti, beberapa waktu lalu, ada seorang lelaki yang diamankan petugas Trantib PD PHJ saat akan melakukan aksinya.
Hal itu dibenarkan Direktur Operasional, Evra Saskia Damanik. Namun, karena belum sempat menemukan barang bukti, akhirnya dilepas. “Walaupun dilepas, kita sudah mendokumentasikannya untuk dikenali,” katanya.
Terpisah, Ferry SP Sinamo anggota DPRD Siantar dari Komisi II mengatakan, saat ini pengunjung Pasar Horas khususnya semakin hari semakin sepi. Namun, bukan hanya karena kondisinya kumuh sehingga masyarakat enggan berbelanja ke pasar tradisional tengah kota itu. Persaingan transaksi jual beli melalui online juga menjadi salah satu faktor.
“Persaingan ekonomi sekarang ini jelas semakin ketat. Tapi, faktor sarana dan prasarana di Pasar Horas dan Pasar Dwikora harus menjadi perhatian supaya diperbaiki untuk menciptakan kenyaman pengunjung,” ujarnya
Untuk itu, Komisi II DPRD Siantar telah menyampaikan rekomendasi melalui rapat gabungan pembahasan Rancangan APBD Siantar Tahun Anggaran 2024 agar Pemko Siantar melakukan pembangunan atau rehabilitasi drainase serta prasarana lainnya di Pasar Horas dan Pasar Dwikora untuk kenyamanan para pengunjung.
“Selain itu, kita dari Komisi II juga menyampaikan agar pihak PD PHJ lebih meningkatkan koordinasi untuk percepatan pengesahan Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan,” kata Ferry SP Sinamo mengakhiri. (In)