Saat datang ke Siantar, puluhan poster Cawapres Ganjar Pranowo yang menyebar di sejumlah lokasi, dicopot personel Satpol PP Kota Siantar. Akibatnya, hampir seratusan massa dari pengurus partai politik pendukung “menyerbu” kantor Satpol PP di Jalan H Adam Malik Kota Siantar, Sabtu (11/11/2024).
Awalnya, sekira jam 12.00 Wib, sejumlah massa termasuk Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Siantar, Timbul Marganda Lingga yang menunggu Ganjar Pranowo di Café Horja, Jalan Wandelfad sempat menerima video pencopotan poster tersebut. Bahkan, dalam waktu singkat langsung menyebar ke sejumlah pengurus dan simpatisan lainnya.
Karena situasi tersebut, tidak sedikit yang merasa heran mengapa itu terjadi. Namun , Timbul Marganda yang sempat meminta kepada massa agar tenang dan tidak perlu menyikapinya berlebihan. Karena dapat mengganggu konsentrasi penyambutan Ganjar Pranowo.
“Ya, memang ada video tersebar tentang pencopotan poster Ganjar Pranowo yang mememilik take line “Tuanku Ya Rakyat”. Dari video itu terlihat jelas yang mencopot adalah personel Satpol PP,” kata Timbul Marganda kepada sejumlaha jurnalis yang turut menunggu kehadiran Ganjar Pranowo.
Saat itui, suasana masih berlangsung tenang dan terasa kondusif. Termasuk saat Ganjar Pranowo datang ke Café Horjauntuk kemudian bergerak ke Museum Simalungun. Namun, saat Ganjar dikonfirmasi terkait pencopotan posternya, Bacapres itu tampak tenang.
“Siapa yang mencopot?” tanya Ganjar kepada jurnalis dan jurnalis menjawab, “Satpol PP,”. Selanjutnya, Ganjar kembali mengatakan, “tanya saja Satpol PP mengapa dicopot,” kata Ganjar yang mengenakan kemeja hitam di dampingi sejumlah kader PDI Perjuangan.
Ganjar Pranowo tapaknya tidak terprovokasi dengan aksi Satpol PP soal pencopotan posternya. Bahkan, tetapa tenang saat meninggalkan Museeum simalungun untuk selanjutnya berkunjung ke Toko Roti Ganda di Jalan Sutomo.
Setelah Ganjar meninggalkan kota Siantar, puluhan massa yang jumlahnya terus bertambah berkumpul di depan Kantor DPRD Siantar. Selain Timbul Marganda Lingga, Astronout Nainggolan anggota DPRD Siantar dari PDI Perjuangan, ada juga Ronald Darwin Tampubolon Ketua Hanura Kota Siantar.
“Kita akan mempertanyakan Satpol PP mengapa mencopot poster Ganjar Pranowo saat datang ke Siantar. Ada apa semua ini? Kita ingin mengetahui,” kata Timbul Marganda untuk kemudian bergerak ke kantor Satpol PP yang masih satu kompleks dengan kantor DPRD Siantar.
Saat bergerak jalan kaki menuju kantor Satpol PP, diiringi hampir seratusan massa itu, suasana tampaknya seperti mulai “panas”. Pasalnya, ada teriakan kecil yang menyatakan ketidaksenangannya dengan sikap Satpol PP.
Menyikapi situasi massa itu, Timbul Marganda menyatakan agar massa tenang. “Tenang, tenang, jangan ada anarkis. Kita hanya ingin mempertanyakan sikap Satpol PP itu di kantornya. Jangan ada berbuat anarkis,” kata Timbul lagi menenangkan massa.
Tiba di halaman kantor Satpol PP yang pintunya terbuka, Timbul Marganda, Astronout Nainggolan dan Ronald langsung masuk ke bagian dalam dan duduk di bangku besi ruang tunggu yang tampak sepi karena tanpa ada personel piket.
Jelang beberapa saat, salah seorang pengurus partai melihat ada ruangan yang terbuka dan memanggil seorang lelaki yang kemudian datang menemui pengurus partai yang duduk di ruang tunggu. Sementara, massa tampak berdiri seperti berjaga-jaga di depan pintu masuk.
Massa yang mendatangi Kantor Satpol PP
Siapa yang ada di kantor ini? Mana Kastpol? Mana Kabid, kami ingin bertanya mengapa poster Ganjar dicopot dari beberapa lokasi?” tanya Timbul berusaha tenang dan lelaki itu menjawab tidak ada yang berada di kantor. Selanjutnya, diminta menghubungi Kasat atau siapa yang berwenang memberi penjelasan soal pencopotan poster Ganjar itu.
Lelaki itu kembali masuk ke ruangannya dan beberapa saat keluar lagi. Menyatakan, Kasatpol tidak bisa dihubungi karena teleponnya tidak aktif. Demikian juga dengan Kepala Bidang yang berwenang. “Maaf pak, teleponnya tidak aktif,” ujar lelaki tersebut.
Meski sempat menunggu tetapi tidak juga bisa dihubungi, Timbul Marganda, Astronout dan Ronald keluar dari ruangan Satpol PP. Selanjutnya, memberi keterangan pers kepada sejumlah jurnalis.
“Kami dan teman-teman partai pengusung Ganjar Pranowo- Mahfud, datang minta klarifikasi ke kantor Satpol. Karena kita lihat terjadi hal yang kurang sehat dalam rangka menyambut pesta demokrasi yang kita gelar. Tapi, pihak terkait tidak ada,” kata Timbul.
Kemudian, Timbul mengatakan sudah menghubungi Wali Kota tetapi diangkat dan pesan melalui What App juga tidak dijawab. Dijelaskan juga, masalah tersebut seperti ada “drama”. “Mungkin ini drama pemerintah kota, kita tidak tau, mengapa yang lain tidak diturunkan. Jadi, kami tidak bisa menduga siapa ini atau Kasatnya atau siapa?” katanya.
Sementara, Ronald Tampubolon menyatakan senada dan sikap Satpol PP menurutnya terkesan tidak netral. Padahal, Calon Presiden ada tiga. “Kita menilai seperti sewenang-wenang,” kata Ronald sembari mengatakan alat peraga Ganjar yang diturunkan berada di Jalan Kartini dan Jalan MH Sitorus.
Ternyata, soal penurunan alat peraga Ganjar Pranowo itu berlanjut sampai pada rapat Paripurna DPRD Siantar dengan agenda pembahasan APBD Siantar 2024. Astronout Nainggolan didampingi Ferry Sinamo dari Fraksi PDI Perjuangan langsung menyatakan intrupsi.
“Penurunan banner Ganjar Pranowo dibeberapa tempat saat Pak Ganjar datang ke Siantar. Saya mohon pimpinan, pada kesempatan ini mumpung ada Wali Kota ingin mempertanyakan apakah yang dilakukan Satpool PP itu perintah Wali Kota. Atau hanya insiatif Satpol PP. Padahal, sebagai komitmen kita, sebagai warga Kota Siantar menginginkan Pemilu damai, jujur dan adil serta tentunya gembira,” kataAstronout.
Selanjutnya, Ferry SP Sinamo menambahkan sudah menghubungi Satpol PP mengapa terjadi penurunan alat peraga itu. “Jawaban Satpol PP kepada saya kepada saya, pencopotan di lokasi-lokasi sekolah. Tapi, nyatanya bukan di lokasi sekolah. Jadi perlu penjelasan Wali Kota, Apakah itu intruksi Wali Kota,” katanya.
Ketua DPRD Timbul Marganda mempersilahkan Wali Kota menanggapinya dan Wali Kota mengatakan, terkait penurunan spanduk itu, tugas pokok Satpol PP. “Tidak ada hal-hal yang beda pandangan dan ini merupakan miss komunikasi,” kata Wali Kota singkat.
Selanjutnya Ketua DRD Siantar menyatakan sepakat penurunan spanduk. Tapi, harus berlaku kepada yang lain. “Sesuai hasil rapat stake holder, penertiban alat peraga diberi waktu sampai tanggal 11 Novermber 2023 ini sampai jam 00. Jadi kalau itu kewenangan Satpol PP, kita sepakat. Tapi, harus berlaku sama,” kata Timbul mengakhiri. (In)