Para tetangga bertanya, kenapa Parulian Sitompul (66) yang tinggal di rumah berurukan 4 x 4 meter di Jalan Mangga, Kelurahan Parhorasan Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Siantar, tidak kelihatan selama empat hari terakhir?
Sementara, lampu di dalam rumah pria tua yang sudah tergolong uzur itu masih menyala. Tapi, pintu depan tertutup. Karena curiga, tetangganya, L Manurung (45) dan Tuwandi (16) mendekati rumah yang sangat amat sederhana itu.
Ketika diintip dari selah-selah dinding yang renggang, tercium bau tak sedap. Sehingga, kecurigaan semakin menjadi. Selanjutnya, kedua saksi tersebut sempat mengetuk pintu depan rumah sembari memanggil. Karena tidak ada sahutan dari dalam, pintu rumah akhirnya didobrak.
Ternyata, menemukan lelaki tua tersebut dengan posisi telungkup ke arah kanan, bertelanjang dada dan mengenakan celana panjang warna krem. Bahkan, mulutnya mengeluarkan darah yang telah kering dan kondisi tubuh menghitam, Rabu (16/11/2022) malam sekira jam 18.00 Wib.
Temuan yang turut disaksikan, Jani Parangin Angin (60) sebagai pemilih rumah sewa tempat korban tinggal itu, akhirnya heboh dan mengundang warga berdatangan ke lokasi. Selanjutnya, ada menghubungi Polsek Siantar Marihat.
Jelang beberapa saat, personel Polsek Siantar Marihat meluncur ke lokasi bersama Tim Inafis, SPKT Polres Siantar melakukan olah TKP. Kemudian, ada ditemukan KTP dan SIM B II yang masa berlakunya berakhir, 9 Oktober 2022 lalu. Sementara jenazah korban dimasukkan dalam plastik jenazah.
Menurut informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, pria yang ditemukan tewas dalam keadaan membusuk tersebut, sudah sekitar 40 tahun tinggal di rumahnya yang hanya berisi tempat tidur tanpa kasur kecuali hanya beralaskan tikar lusuh. Kondisinya tersebut menurut warga begitu memprihatinkan.
“Bapak itu sudah 40 tahun tinggal sendiri di rumah yang dikontrakannya. Sedangkan saya sendiri baru sekitar 10 tahun bertetangga. Dia tak pernah bercerita tentang keluarganya kepada warga dan tidak pernah menceritakan dari mana asalnya,” ujar Atik (40) salah seorang tetangga korban.
Karena kondisi tersebut, warga sekitar mengatakan, korban hidup sebatangkara. Apalagi tidak pernah terlihat ada keluarganya datang. Sepengetahuan warga juga, korban pernah berprofesi sebagai supir bus besar. Namun, setelah mengalami kecelakaan, beralih menjadi supir angkutan kota (Angkot). Kemudian, pernah masuk rumah sakit karena mengidap prostat.
Terkait meninggalnya Parulian Sitompul (66) itu, sejumlah warga dari perkumpulan marga Sitompul, bersepakat agar jenazah korban tidak diotopsi. Sehingga, harus membuat surat pernyataan tidak keberatan atas kematian tersebut. Rencananya, hari ini, Kamis (17/11/2022) jenazah pria tua sebatangkara itu akan dimakamkan. (Jr)