SIANTAR, SENTER NEWS
Reses anggota DPRD Siantar, Andika Prayogi Sinaga SE di Lapangan Kayu, Jalan Gunung Simanuk-manuk, Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar, mendapat respon positif dari seratusan warga yang ingin menyampaikan aspirasi, Sabtu (10/12/2022).
Acara yang diawali dengan doa oleh tokoh agama, Narimo tersebut, turut dihadiri nara sumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar. Diwakili, Guntur Damanik sebagai Kabid Rekontruksi dan Rehabilitasi.
Andika Prayogi Sinaga SE dari Fraksi Hanura pada sambutan pembukaan mengatakan, pada dasarnya reses tersebut untuk menampung aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) II dari Kecamatan Siantar Barat dan Kecamatan Siantar Utara untuk diperjuangkan agar terealisasi.
Untuk itu, masyarakat diminta tidak segan menyampaikan permasalahan yang dihadapi selama ini. Apalagi aspirasi tersebut akan dikawal DPRD Siantar untuk ditindaklanjuti Pemko Siantar melalui intitusi terkait masing-masing.
Setelah nara sumber dari BPBD Kota Siantar, Guntur Damanik memaparkan fungsi dan tugas pokok institusinya seperti terkait masalah penanggulangan bencana, dilakukan tanya jawab tentang berbagai hal. Mulai dari soal longsor, bantuan sosial sampai penggusuran pedagang kaki lima dan lainnya.
Sopian, salah seorang warga yang rumahnya di belakang Taman Hewan, Kelurahan Teladan Kecamatan Siantar Barat mengatakan, musollah yang sehari-hainya dijadikan untuk beribadah, lantainya telah amblas akibat tembok sungai rusak. Tapi, tidak kunjung diperbaiki juga.
Padahal, masalahnya sudah disampaikan kepada Lurah setempat untuk diteruskan kepada BPBD, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) yang sebelumnya disebut Dinas Tarukim (Tata Ruang dan Pemukiman) dan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Sampai sekarang, perbaikan belum juga dilakukan. Saya sebagai warga belakang Taman Hewan meminta kepada Bapak Andika Prayogi Sinaga yang kebetulan rumahnya berdekatan dengan Musollah supaya diperhatikan dan diperbaiki secepatnya,” ujar warga tersebut.
Terkait masalah longsor juga disampaikan Lilis Suryani Daulay, warga Kelurahan Teladan yang rumahnya berdekatan dengan longsor di Gang Anggrek. Untuk itu, kepada Kabid BPBD maupun anggota DPRD Siantar Andika Prayogi Sinaga SE supaya memperhatikan longsong yang belum juga ditangani pihak terkait.
“Longsor itu bisa membahayakan warga setempat, Jadi, melalui reses ini kami sampaikan kepada Bapak Dewan supaya menyampaikan aspirasi kami kepada Pemerintah Kota Siantar. Kalau tidak segera ditanggulangi, tentu angat berbahaya,” ujar Lilis Suryani.
Hal lain yang juga disuarakan warga, terkait Program Keluarga Sejahtera (PKH) dan banatuan sosial (Bansos) dari pemerintah yang dinilai tidak tepat sasaran. Pasalnya, ada orang yang tergolong ekonominya baik, dapat bantuan. Tapi, yang benar-benar miskin malah diabaikan.
Warga mempertanyakan mengapa bantuan PKH atau bantuan lainnya tidak pada sasarannya. Padahal, warga mengetahui bahwa bantuan itu seharusnya diberikan kepada orang tidak mampu. Selain itu, ada juga warga yang mendapat bantuan lebih dari satu jenis atau double.
“Jadi, melalui reses ini, saya minta tolong kepada bapak supaya diperhatikanlah masyarakat yang tidak dapat bantuan PKH atau pun bantuan yang diberikan pemerintah,” ujar salah seorang ibu rumah tanggga.
PENGGUSURAN PEDAGANG
Kemudian salah seorang warga Kelurahan Timbang Galung, Mery boru Sinaga meminta kepada Andika Prayogi Sinaga SE supaya memperhatikan nasib pedagang kaki lima di depan Taman Bunga agar tidak digusur. “Saya mengetahui Bapak membela orang-orang yang digusur,” ujarnya menghiba.
Menanggapi berbagai aspirasi yang diampaikan, khusus terkait bencana seperti longsor sudah dicatat pihak BPBD dengan harapan, segera ditindaklanjuti. Hal itu langsung disampaikan Andika Prayogi Sinaga SE kepada warga.
Kemudian, aspirasi lain diluar dari kewenangan BPBD Kota Siantar tetap diadopsi untuk selanjutnya disampaikan kepada Pemko melalui dinas masing-masing. Terutama saat dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I mapun melalui rapat paripurna DPRD Siantar.
“Semua aspirasi sudah ditampung untuk disampaikan kepada pihak terkait dan saya sangat berharap supaya Pemko segera menindaklanjutinya,” ujar Andika Prayogi kepada masyarakat yang mengikuti reses.
Namun, khsusus aspirasi adanya penggusuran pedagang kaki lima, melalui suara yang melemah dan terdengar sedih dan kelopak mata seperti berkaca-kaca, membuat Andika Prayogi merasa sedih. Karena rumahnya pernah digusur pemerintah kota dengan alasan pembangunan drainase.
“Saya pernah merasakan rumah saya digusur bu, kalau teringat waktu itu, sedih sekali rasanya, saya mau menangis. Maka, kalau ada yang digusur untuk mencari makan, saya yang paling terdepan menolak. Karena, saya mengetahui mereka berjualan untuk kehidupan, mereka juga warga Kota Pematang Siantar,” katanya.
Sementara, terkait masalah bantuan soial dari pemerintah, politisi dari Partai Hanura tersebut membenarkan tidak boleh ada satu keluarga menerima bantuan lebih dari satu atau double. Misalnya, kalau terdaftar dalam program PKH tidak boleh lagi menerima bantuan lain.
“Untuk itu, saya akan berkordinasi dengan dinas terkait supaya bantuan yang disalurkan benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat kurang mampu,” ujar Andika sembari mengatakan, apabila ada warga yang layak mendapat bantuan tetapi belum terdaftar diminta menemui timnya supaya segera didaftarkan.
Di penghujung reses, Andika mengucapkan terimakasih kepada warga yang begitu setia menghadiri reses mulai awal sampai akhir. Begitu juga dengan nara sumber dari BPBD. “Semoga yang bapak dan ibu sampaikan bisa jadi bahan untuk saya perjuangkan di dewan dan dapat terlaksana dengan secepatnya,” ujar Andika Prayogi Sinaga mengakhiri. (Amb)