SIANTAR, SENTER NEWS
Kondisi Taman Kehati, Jalan M H Sitorus, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar di tepi Sungai Bah Bolon yang dibangun menggunakan dana Rp 2,5 miliar dari APBD Sumatera Utara tahun 2019, seperti tak terurus.
Saat kru SENTER NEWS, Selasa (7/11/2022) menelusuri Taman Kehati Taman yang memiliki pintu masuk dari sebelah gereja HKI depan Rumah Dinas Wali Kota Siantar dan pintu yang berada di seberang simpang Jalan Simanuk-manuk, memang sepertti tak terurus.
Kondisinya bukan saja banyak sampah dari pepohonan. Lebih dari itu, semak belukar di tepi sungai Bah Bolon mulai meninggi melebihi pinggang orang dewasa. Kemudian, jalan setapak terbuat dari keramik banyak rusak.
Asbes dan seng Pos yang tak jauh dari pintu masuk samping Gereja HKI rusak. Sehingga, pos itu tidak lagi berfungsi. Sama seperti sejumlah kios berlantai dua yang memiliki jendela kaca. Bahkan, dari jendela salah satu kios, ada tumbuhan menjalar masuk ke bagian dalam dan lantai yang tampak kusam, malah ada ditumbuhi rumput liar.
Menurut beberapa pegawai mengenakan seragam ASN yang berada di lokasi, saat pandemi Covid-19 melanda seperti dua tahun belakangan, Taman Kehati itu sempat ditutup dan saat ini telah dibuka setiap hari untuk umum. Bahkan, pada malam hari ada penjaganya.
Namun, meski Taman Kehati telah dibuka, pengunjung seperti enggan datang. Sehingga, situasinya tampak sepi. Karena situasi itu para pegawai mengaku datang pagi hari dan pulang setelah selesai jam kerja. “Begini lah setiap hari,” ujar salah seorang ASN.
Informasi yang dihimpun, Taman Kehati yang dijadikan sebagai lokasi rekrasi itu memang tidak diminati masyarakat. Kalau pun ada pengunjung, biasanya para kelompok remaja yang berpasangan. Parahnya lagi, Taman Kehati diduga menjadi lokasi penggunaan Narkoba.
Ketika soal Taman Kehati yang tampak tidak teurus itu dikonfirmasi kepada Kadis Lingkungan Hidup Kota Siantar, Dedy Dedy T Setiawan, seperti merasa terkejut ketika dikatakan kotor. “Wah, petugas kita ada disitu,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, Taman Kehati yang sudah dibuka, mulai dikunjungi masyarakat. “Ya, sudah ada beberapa kegiatan di Taman kehati itu, misalnya ada yang melakukan pertemuan. Kalau dibilang kurang terus, padahal ada petugas berada di lokasi,” ujarnya mengakhiri.
Sekedar informasi, saat Taman Kehati selesai dibangun dan mulai difungsikan sebagai lokasi rekreasi tengah kota tahun 2020, kelompok pramuka sempat memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan. Namun, pada perkembangan selanjutnya, mulai sepi.
Karena sepi, lokasi tersebut sering dijadikan para gelandangan pengemis (Gepeng) dan anak punk untuk berkumpul. Lebih dari itu, pernah ditemukan mayat di salah satu bangunan dan identitasnya tidak diketahui karena diduga Gepeng.
Sementara, dari hasil jajak pendapat sejumlah warga Kota Siantar, banyak tidak mengetahui bahwa di Kota Siantar ada Taman Kehati. “Dimana itu Taman Kehati?” ujar Mainah yang berada di sekitar Taman Bunga atau Lapangan Merdeka, depan kantor Wali Kota Siantar.
Ketika diberitahu bahwa lokasinya ada di persimpangan Jalan Simanuk-manuk tak jauh di Taman Hewan, warga yang tinggal di Kelurahan Tomuan, Kecamatan Siantar Timur itu tetap tidak mengetahui. Hal itu diperkirakan karena jarang atau tak pernah dipublikasikan Pemko Siantar. (JR)