SIANTAR, SENTER NEWS
Sejumlah pulau Jalan yang dibangun di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Sisingamangara Kota Siantar yang terdiri dari 3 lokasi dengan dana keseluruhannya Rp 557 juta lebih, dituding “kampungan”. Bahkan, mengancam keselamatan pengendera sepeda motor khususnya.
Pernyataan itu terungkap pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) pembahasan Pengantar Nota Keuangan Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2022, antara Komisi IIII DPRD Siantar dengan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kota Siantar, Rabu (26/7/2923).
“Taman pulau jalan di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Sisingamangaraja justru menebangi pohon. Wah, saya jadi sedih dan taman itu kampungan,” ujar Astronout Nainggolan dari Komisi III sembari mengatakan bahwa menebang pohon mudah, Tapi untuk menanamnya tentu harus menunggu lama supaya besar.
Harusnya, taman menciptakan kota Siantar menjadi asri dan hijau. Kemudian, pembuatan pot bunga bentuknya seperti tempat pembuangan sampah. Bahkan, diplester apa membuat kualitas pekerjaan menjadi rendah. Agar lebih baik dan indah , seharusnya menggunakan dinding batu alam.
“Kalau begini, maup timba,” ujar Astronout menyebutkkan bahasa daerah yang bermakna memprihatinkan. Kemudian, PRKP diminta tidak menebangi pepohonan yang sudah tinggi dan rindang. Sejatinya harus dipangkas kalau memang mengganggu. Bukan justru ditebangi.
Sementara, personel Komisi III lainnya mengatakan, bak yang dibangun justru mengundang kecelakaan lalu lintas karena bentuknya yang mirip kotak-kotak dan runcing, sangat berdekatan dengan badan jalan.
“Itu rawan kecelakaan lalulintas. Jangan ini justru menimbulkan masalah baru dan kita minta itu direka ulang atau CCO. Jangan lanjutkan, itu bahaya ,” ujar Ketua Komisi III, Denny H Siahaan.
Imanaoel Lingga yang juga dari Komisi III mengatakan, di kota-kota lain, justru pepohonan justru dipelihara supaya kota menjadi hijau. Di Siantar malah sebaliknya, menebangi pohon. “Siantar harusnya hijau,” ujarnya.
Lebih tegas lagi dikatakan, pepohonan yang ditebang untuk membuat suasana menjadi hijau justru merubah Siantar menjadi gersang. Terutama di sekitar Jalan Sisingamangaraja dekat eks terminal Sukadame.
“Saya setuju supaya pekerjaan membuat taman badan jalan sebagai ruang hijau itu di CCO,” ujar Imanoel lagi sembari mempertanyakan bagaimana rencana pihak konsultan melakukan perencanaan taman di badan jalan tersebut.
Mendapat “serangan” dari Komisi III tersebut, Kadis PRKP, Ir Rispani Sidauruk didampingi sejumlah staf sepertinya tidak mampu menjawab dengan baik. Sehingga, akhirnya menyatakan siap untuk melakukan CCO.
“Ya, terimakasih atas saran dan masukannya, kita akan siap melakukan CCO,” ujarnya singkat.
Sementara, pantauan di lokasi, pembuatan taman badan jalan tersebut, saat ini sedang dikerjakan. Akar-akar kayu dan tungkul batang pohon yang tampak mencuat ke permukaan . Tidak diketahui dikemanakan batang-batang kayu berbagai jenis pohon itu dibawa. Sementara, suasananya tampak begitu gersang.
Kemudian, sesuai dengan plang proyek berbetuk poster , pekerjaan taman pulau jalan itu, malah dikerjakan rekanan dari luar daerah. Seperti, CV Nugraha Perkasa, beralamat Medan Sunggal Kota Medan. Kemudian Gapura Alam Persada, beralamat Medan Denai Kota Medan. (In)