SIANTAR, SENTERNEWS
Karena maling semakin menjadi dan korban terus berjatuhan, warga melalui Pimpinan Ranting (PR) Muhammadiyah Tomuan pasang baliho berukuran besar di depan Mushollah, Gang H Ropino, Kelurahan Tomuan, Kecamatan Santar Timur Kota Siantar,
Kalimat pada baliho tersebut menyatakan,” Jangan Biarkan Kami Tidak Nyaman Di Kampung Sendiri,”. “Gang H Rupino Rawan Maling, Rumah Ibadah Pun Dimaling”.”Bertobatlah, Jangan Biarkan Keluargamu Memakan Makanan Haram Hasil Mencuri!”.
Baliho tersebut terpampang ke arah jalan dalam gang yang dilalui masyarakat dan dapat dibaca dengan jelas. Tujuan pemasangan baliho minimal dapat menghimbau warga untuk selalu waspada. Sekaligus mengingatkan pelaku maling supaya berobat.
“Ya, baliho kita pasang sesuai dengan keinginan warga yang resah dengan maling yang pelakunya tak memandang siapa korban. Kita saja di mushollah ini sudah dua kali kehilangan hanphone,” ujar Abror pengurus PR Muhamadiyah, Sabtu (8/4/2023).
Sementara, sejumlah warga lainnya mengatakan, pemasangan baliho itu cukup positif dan berharap setelah membaca baliho itu, maling dapat bertobat. “Maling sangat meresahkan,” ujar salah seorang ibu rumah tangga yang mengaku pernah kehilangan tabung gas.
Sejumlah warga lainnya, terutama yang pernah menjdi korban, maling yang beraksi diperkirakan merupakan warga setempat. Nekad membobol rumah untuk menggondol uang kontan, hanphone, laptop, bahkan tabung gas dan perkakas dapur seperti panci.
Kalau dihitung dari dua tahun terakhir di sekitar Jalan Pattimura dan Jalan Siatas Barita, jumlah korban diperkirakan sudah seratusan orang. Dan paling jadi sasaran adalah handphone. Kemudian, aksi maling bukan hanya pada malam ahri, siang hari bolong malah nekad beraksi.
“Pokoknya pantang silap. Dengan adanya baliho itu, malingnya maunya sadar. Kalau tidak sadar juga, mungkin menunggu laknat dri Allah. Untuk itu, bertobatlah sebelum terlambat,” ujar warga bermarga Nasution sembari mengatakan bahwa maraknya aksi maling diperkirakan karena pengaruh dari Narkoba.
Pasalnya, para pemakai Narkoba rata-rata pengangguran dan kalau ingin pake Narkoba tetapi tidak punya uang, terpaksa harus mencuri. “Kita juga berharap kepada Polisi supaya aktif memantau para pengguna Narkoba di sekitar kampung ini,” ujar warga lainnya. (In)