SIANTAR, SENTERNEWS
Kelurahan Gurilla, khususnya di lahan sengketa PTPN 3, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Siantar bergolak lagi. Karena terjadi bentrok antara pihak pengaman PTPN 3 dan anggota Forum Tani Sejahtera Indonesia (Futasi).
Penasehat Hukum Futasi Parluhutan Banjarnahor mengatakan, kejadian itu berlangsung sekira jam 21.00 WIB, Rabu (5/6/2024). Awalnya dikatakan ada pelemparan rumah anggota Futasi boru Sinaga yang akrab dipanggil dengan Mak Kesia.
“Setelah terjadi pelemparan, Mak Kesia langsung keluar rumah dan mengatakan kepada warga lain. Selanjutnya, anggota Futasi secara bersama-sama mencari pelaku pelemparan yang melarikan diri ke arah posko PTPN,” ujar Banjarnahor, Kamis (6/6/2024).
Tiba di Posko, anggota Futasi bertanya kepada anggota Satpam PTPN yang ada di Posko. Dan, mereka juga mengaku ada mendengar suara lemparan yang disebut warga, tetapi tidak melihat pelakunya.
Selanjutnya, terjadi pembicaraan antara anggota Futasi dengan pengaman PTPN yang ada di Posko. “Saat itu, situasi masih kondusif,” kata Banjarnahor yang selanjutnya situasi mulai tidak kondusif karena ada puluhan rombongan datang ke Posko.
“Warga mengatakan, rombongan itu Pendi Hulu dan kawan-kawan yang jumlahnya sekitar 10 sampai 15 orang yang melakukan provokasi. Saat itu terjadi bentrok antara anggota Futasi dan anggota PTPN plus Pendi Hulu dan kawan-kawan,” kata Banjarnahor lagi.
Tanpa diduga, kepala Silvia Ramadani (Mak Nisa) dipukul kelompok Pendi Hulu sampai mengeluarkan banyak darah. Selain itu ada juga satu korban lain, Artha br Tambunan yang terkena lemparan batu ke arah bagian perut.
“Setelah anggota Futasi mengalami pendarahan, langsung dibawa ke rumah sakit. Kemudian, saudara dari korban atas nama Putri Natalia Napitupulu sudah membuat laporan ke Polres Siantar,” kata Banjarnahor sembari mengatakan, pagi harinya, Kamis (6/6/2024), korban telah kembali pulang ke rumah tetapi, masih mengalami trauma.

PTPN 3
Terpisah, Doni Manurung sebagai Legal Hukum PTPN 3, membenarkan terjadi bentrok antara petugas pengamanan yang awalnya ada mendengar kabar terjadi keributan di Pos HKI.
Selanjutnya, Kepala Pengamanan bersama beberapa Satuan Pengamanan merapat ke lokasi keributan. Di tengah jalan bertemu dengan massa Futasi lainnya yang disebutnya sebagai penggarap, lengkap dengan parang dan pentungan kayu.
“Ketika melihat personil pengamanan kami, mereka langsung menyerang yang mengakibatkan Kepala Pengamanan atas nama Rasiono mengalami luka 7 jahitan di bagian kepala akibat kena benda tumpul,” kata Doni Manurung.
Dijelaskan juga, belakang ini, pihak PTPN 3 melihat masyarakat penggarap semakin bringas dan tidak lagi takut akan hukum. “Seolah-olah mereka kebal hukum. Sehingga dengan berani dan bringas melakukan penganiayaan kepada anggota pengamanan,” tanda Doni Manurung mengakhiri. (In)