SIANTAR, SENTERNEWS
Berkisar 400-an massa dari DPD Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kota Siantar unjukrasa menyorti kasus dugaan tindak pidana korupsi Gedung Merah Putih, GOR dan Gedung Merdeka serta penyalahgunaan trotoar yang dilakukan pusat perbelanjaan Suzuya, Selasa (25/6/2024).
Aksi yang mengusung puluhan poster dan mengenderai sepeda motor, mobil IPK dan mobil pribadi, truk dan pickup itu, mengambil titik kumpul di lapangan H Adam Malik. Selanjutnya, bergerak menuju ke depan Gedung Merah Putih di Jalan Diponegoro.
Setelah melakukan orasi agar pelaku dugaan korupsi Esron Sinaga yang saat itu menjabat sebagai Kepala Bagian Perizinan Terpadu Kota Siantar diusut tuntas, aksi bergerak ke GOR, Jalan Merdeka yang masih dalam proses pembangunan oleh PT Suriatama Mahkota.
Saat berada di depan GOR, suasan sempat memanas karena saat Koordintor Aksi Roy Simangunsong dan Kordinator Lapangan Peter Pasaribu berorasi, para pekerja malah tetap melaksanakan pekerjaannya.
Melihata situasi itu dan seolah tidak dihargai, Ketua DPD IPK Kota Siantar Roni Simbolon terpancing emosi dan berteriak agar pekerja menghentikan pekerjaannya. Bahkan, nyaris menerobos masuk pintu gerbang. Untung aksi kembali kondusif.
Karena pihak Humasy PT Suriatama Mahkota yang diminta segera hadir tidak datang juga, massa IPK menuutup paksa pintu gerbang lingkungan pembangunan GOR dengan menggunakan rantai.
“Jangan ada yang membuka pintu gerbang itu dan kami minta hentikan pekerjaan,” kata kordinator aksi Roy Simangunsng melalui orasinya.
Selanjutnya, aksi bergerak ke depan pusat perbelanjaan Suzuya di Jalan Sutomo. Saat itu, massa langsung melakukan protes terkait penyalahggunaan trotoar yang dijadikan sebagai lokasi berjualan dengan memasang tratak dan meletakkan meja serta peralatan lainnya.
“Bongkar lokasi berjualan di trotoar ini. Kami beri waktu 3 kali 24 jam,” kata massa yang saat itu pihak Suzuya melalui Toni Lesmana mengatakan akan menyampaikan masalah itu kepada pihak management Suzuya.
Dari Suzuya, massa bergerak ke kantor Kejaksan Negeri Kota Siantara untuk menyerahkan aspirasi yang terdiri dari 21 point dan diterima Kasubag Intel Ramot Suburian. “Kami minta Kejaksaan serius menindaklanjuti kasus korupsi Gedung Merah Putih,” kata pengunjukrasa.

Selanjutnya, massa bergerak ke Mapolres Siantar dan mendesak Polres Siantar agar bekerja sama mengusut tuntas korupsi yang terjadi di Kota Siantar. Selain itu, terkait penganiyaan terhadap personel IPK yang sudah 3 bulan dilaporkan tetapi tidak jelas, diminta segera ditindaklanjuti.
Menanggapi itu, Kasubag Ops Kompol Krisna Purba yang menerima pengunjukrasa menyatakan, segera memeriksa berkas laporan tersebut untuk ditindaklanjuti.
Terakhir, aksi berlangsung di Kantor DPRD Siantar. Dan diterima sejumlah anggota dewan seperti, Denny H Siahaan, Andika Prayogi Sinaga, Nurlela Sikumbang, Ilhamsyah Sinaga, Ferry SP Sinamo, Jani Apohan Saragih Netty Sianturi dan Irwan.
DPRD Siantar diminta melakukan pengawasan terhadap kinerja Walikota dan Pemko Siantar. Terutama terkait pembangunan GOR yang saat ini sedang dibangun menjadi Gedung Merdeka.
Pada kesempatan tersebut, Ferry SP Sinamo mengatakan bahwa pengawasan soal GOR tetap dilakukan. Bahkan, ada empat kali masalah itu dipertanyakan kepada Walikota dr Susanti Dewayani tetapi tidak pernah digubris.
“Kedepannya, kita siap untuk menindaklanjuti masalah pembangunan GOR seperti yang disampaikan teman-teman IPK,” kata Ferry SP Sinamo yang langsung disambut pengunjukrasa dengan meriah dan menyatakan siap mendampingi DPRD Siantar.
Unjukrasa di DPRD Siantar yang berlangsung dengan damai itu akhirnya selesai dan pengunjukrasa dengan senang hati mengajak para anggota DPRD Siantar untuk makan nasi bungkus bersama yang dibawa IPK.
Terpisah, Ketua IPK Kota Siantar Roni Simbolon mengatakan, pihaknya siap melakukan pengawalan terkait kasus korupsi yang terjadi di Kota Siantar agar segera ditindaklanjuti aparat penegak hukum. Termasuk soal trotoar yang digunakan Suzuya supaya dibongkar dalam waktu 3 kali 24 jam.
“Kalau aspirasi kita tidak juga ditindaklanjuti, kita siap demo dengan jumlah massa yang lebih besar. Aksi damai yang kita lakukan ini merupakan langkah awal. Selanjutnya, tetap akan kita lakukan ke depan,” ujar Roni Simbolon mengakhiri. (In)