SIANTAR, SENTERNEWS
Ketika Tim Penjaringan partai politik membuka pendaftaran calon Walikota/Wakil Walikota Siantar pada Pilkada 2024, ada 21 orang bakal calon (Bacalon) menyerahkan formulir. Karenanya, persaingan mendapatkan “kapal” untuk menjadi calon tentu berlangsung ekstra ketat.
Informasi yang dihimpun, 21 nama yang mendaftar itu masing-masing kepada Partai Golkar, NasDem, Demokrat, Gerindra, PDI Perjuangan, Hanura dan PKS. Dan, setiap Bacalon dominan mendaftar juga kepada lebih dari 1 partai politik.
Nama-nama itu, Mangatas Silalahi, Fawer Sihite, Tuahman Purba, Susanti Dewayani, Koni Ismail Siregar, Astronout Nainggolan, Amsar Saragih, Jasman W P Saragih, Edwin Purba, Andilo Evendy Siahaan, Darwin Pohan, Wesly Silalahi, Pardomuan Nauli Simanjuntak.
Jimmy Frison Simbolon, Faidil Siregar, Netty Sianturi, Fahmi Siregar, Chairuddin Lubis. Edwin Purba dan Kurnia Saragih lengkap dengan paket Wakil Walikota, Reinward Simanjuntak. Namun, karena masih ada partai politik belum menutup pendaftaran, jumlah Bacalon mungkin masih bertambah.
Seperti diketahui, untuk mengusung satu pasangan calon (Paslon) minimal 6 kursi pada Pilkada Walikota Siantar 2024. Sementara partai politik yang memiliki keterwakilan di DPRD Siantar, ada 30 kursi sesuai hasil Pilkada 2024.
Rinciannya, hanya PDI Perjuangan dengan perolehan 7 kursi yang dapat murni mengusung 1 Paslon tanpa berkoalisi. Selebihnya, harus berkoaliasi. Seperti, Partai Golkar dengan perolehan 5 kursi, NasDem 4 kursi, Partai Gerinda, Demokrat dan PAN masing-masing 3 kursi. Sedangkan PKS dan Hanura masing-masing 2 kursi, terakhir Perindo 1 kursi.
Kalau 30 kursi itu dibagi 6 kursi, Paslon yang dapat didaftarkan ke KPU, sebanyak 5 Paslon Walikota/Wakil Walikota. Namun, kalau ada 1 Paslon diusung lebih dari 6 kursi, berarti hanya 4 Paslon. Kalau 2 Paslon malah diusung lebih dari 6 kursi, Pilkada Kota Siantar hanya terdiri 3 Paslon. Bahkan, bukan tidak mungkin hanya 2 Paslon Walikota/ Wakil Walikota.
Dari analisa gamblang itu, lebih dari setengah Bacalon akan “kandas” sebelum “berlayar”. Dan, soal siapa Bacalon yang mendapatkan “kapal” untuk berlayar mengarungi lautan Pilkada dengan berbagai dinamikanya, sangat tidak mudah karena terjadi persaingan hebat.
Informasi yang dihimpun, masing-masing Bacalon sepertinya tidak hanya melirik untuk Calon Walikota, tetapi ada juga yang mengintai Calon Wakil Walikota. Dan, itu tetap melihat perkembangan kebijakan partai politik. Karena, bisa saja menggandengkan satu calon dengan calon lain menjadi satu paket.
BACALON JADI CALON
Dari hasil konfirmasi kepada ketua partai politik Kota Siantar dan ketua tim penjaringan, nama Bacalon yang mendaftar disampaikan ke pengurus partai di tingkat Sumatera Utara. Selanjutnya disampaikan lagi kepada pengurus pusat.
Sementara, di sela-sela proses itu, Pengurus Pusat menyediakan tim survey untuk menjajaki setiap Bacalon tentang bagaimana tingkat popularitas dan elektabilitas maupun persyaratan lain.
Seperti disampaikan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Siantar, Ilhamsyah Sinaga. “Penentu Bacalon menjadi calon itu pengurus pusat dan tidak lepas dari bagaimana hasil survey yang dilakukan,” kata Ilhamsyah Sinaga sembari mengatakan, partainya tetap akan menggodok siapa Bacalon terbaik untuk dijadikan Calon Walikota/Wakil Walikota.
Ketua Penjaringan Partai Gerindra Netty Sianturi mengatakan, soal survey salah satu sarat yang harus diikuti Bacalon selain dari pemaparan visi dan misi. “Saya kira, semua partai melakukan survey terhadap Bacalon yang mendaftar,” katanya.
Menyinggung banyaknya Bacalon yang mendaftar ke sejumlah partai politik, persaingan merebut posisi sebagai Calon Walikota/Wakil Walikota, menurutnya jelas ketat. Sehingga, Bacalon memang harus mempersiapkan strategi.
“Persaingan memperoleh rekomendasi, juga butuh tenaga ekstra,” kata Netty Sianturi yang tidak bisa memastikan siapa Bacalon dari Partai Gerindra yang akan mendapat rekomendasi sebagai Calon dari pengurus pusat.
Sebelumnya, Gusmiyadi sebagai Ketua Partai Gerindra kota Siantar mengatakan, untuk maju menjadi calon Walikota/Wakil Walikota dan dapat memenangkan Pilkada, tidak lepas dari kost. Hal itu disampaikannya langsung kepada Fawer Full Sihite saat mendaftar ke Partai Gerindra beberapa hari lalu.
“Popularitas, elektabilitas dan kost atau modal seorang calon jelas merupakan suatu persyaratan. Tapi, kita dari Partai Gerindra juga ingin calon itu memiliki visi dan misi yang nyata dan realistis bagaimana memajukan kota Siantar setelah terpilih menjadi Walikota,” katanya. (In)