SIANTAR, SENTERNEWS
Pekerjaan bilal mayit merupakan pekerjaan mulia karena mengangkat dosa orang lain. Karena, kalau tidak ada yang melakukan fardu kifayah terhadap seorang muslim yang meninggal, berarti satu kampung itu akan berdosa.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pematangsiantar, Drs H M Ali Lubis sebagai nara sumber pada “Spritual Pelatihan Bilal Mayit”. Dilaksanakan Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Pematangsiantar bersama Persatuan Bilal Mayit (PBM) Kota Siantar di aula MUI Kota Siantar, Minggu (16/11/2025).
“Kalau bilal mayit itu melaksanakan fardu kifayah terhadap mayit itu, berarti seluuruh umat islam di kampung itu terbebas dari dosa. Jadi, pekerjaan bilal mayit merupakan ladang ibadah.
Kalau bilal mayit memang tidak dibayar, harus tetap melaksanakan pekerjaannay dengan dengan ikhlas. “Imbalan akan diperoleh di akhirat kelak,” kata Drs H M Ali Lubis lagi dengan moderator Ketua PBM Kota Siantar, Mufti Pramono.

Usai memaparkan materi, dilakukan tanya jawab dan para peserta begitu antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Dan H M Ali Lubis menjawab dengan bahasa yang mudah. Sehingga tanya jawab berlangsung komunikatif.
Sebelumnya, Ketua Panitia, Dra Lelawati Lubis melaporkan, pelatihan bilal mayit dengan peserta sampai seratusan orang dari seluruh kelurahan kota Siantar itu, dirangkai dengan penyerahan hasil Rakerda PBM Kota Siantar. Tema, “Melalui Spritual Pelatihan Bilal Mayit, Kita Tingkatkan Adab Untuk Menjaga Kehormatan Mayit”
“Kegiatan ini diharap dapat menjadi motivasi bagi para bilal mayit untuk melaksanakan fardu kifayah di lingkungannya masing-msing,” kata Dra Lelawati Lubis.

Sementara, M Rusdi MPd mewakili Kepala Kementrian Agama Kota Siantar mengapresiasi para peserta yang sangat antusias. “”Secara terori mungkin banyak sudah mengetahui, tapi saat praktek di lapangan tentu agak sulit melaksanakannya,” ujarnya.
Sekretaris Umum MUI Pematangsiantar, H Ahmad Ridwansyah Putra melalui sambutannya menekankan, kegiatan yang positif itu diharap dilakukan secara berkesinambungan agar terjadi regenerasi.
“Dari pelatihan ini diharap akan lahir lagi bilal mayit yang profesional karean sudah dibekali dengan ilmu. Pada dasarnya DP MUI Pematangsiantar sangat mendukung kegiatan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, karena tidak semua orang bersedia menjadi bilal mayit apalagi dilakukan dengan ikhlas, Pemko Siantar melalui Wakil Walikota diharap dapat memperhatikan bilal mayit dengan memberikan insentif.
Sementara, Herlin sebagai Wakil Walikota Siantar melalui sambutannya, sekaligus membuka Spritual Pelatihan Bilal Mayit menyatakan, derajat bilal mayit harus dinaikkan. Dan pelatihan bilal mayit itu dapat dilakukan secara berkala. Dan, itu menjadi tugas Ketua PBM Kota Siantar, Mufti Pramono.
“Rumah Dinas Wakil Walikota terbuka 24 jam untuk para bilal mayit. Saya siap memfasilitasi untuk melakukan kegiatan yang positif. Karena bilal mayit harus senantiasa menambah ilmu,” kata Wakil Walikota.
Kemudian, disinggung juga, Pemko tetap berjuang utuk memberi intensif kepada para bilal mayit. Hanya saja, perlu proses. Namun demikian, tugas bilal mayit memang harus ikhlas. .
“Pahala menjadi bilal mayit itu sebesar Gunung Uhud. Kalau tidak ikhlas atau ngedumel, Gunung Uhud itu akan runtuh. Yakinlah, balasannya lebih besar dari insentif,” kata Herlina.
Di penghujung pelatihan, dilakukan praktek fardu kifayah mengkafani mayit laki-laki dan perempuan. Dibimbing Hj Rayani Purba sebagai Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Kota Siantar.
Setelah dilakukan tanya jawab, diakhir dengan pemberian sertifikat kepada nara sumber dan para peserta pelatihan. (In)






